JAKARTA – Silsilah Gus Baha dan biografi lengkapnya akan dibahas dalam artikel ini. KH. Ahamd Baha’uddin Nursalim atau akrab disapa sebagai Gus Baha merupakan ulama dengan latar belakang pendidikan nonformal dan nongelar di jajaran Dewan Tafsir Nasional.
(Baca juga: Gus Baha Ungkap Arti Silaturahmi dan Silaturahim, Apa Bedanya?)
Melansir laduni, Rabu (28/9/2022) Gus Bahar menempati kedudukannya di Dewan Tafsir Nasional sebagai Mufassir Faqih karena penguasaan ayat-ayat Al-Qur’an.
Selain itu, Gus Bahar juga berkedudukan sebagai Faqihul Qur’an yang bertugas untuk menafsirkan kandungan fikih dalam ayat Al-Qur’an.
Gus Baha lahir di Narukan, Krangan, Rembang, Jawa Tengah tanggal 29 September 1970. Dia merupakan putra dari pasangan KH. Nursalim al-Hafizh dan Hj. Yuchanidz Nursalim.
Ayahnya merupakan seorang ulama pakar Al-Qur’an dan pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA.
Dalam silsilah keluarga ayahnya, Gus Baha merupakan generasi keempat sebagai ulama ahli Al-Qur’an. Sejak kecil, dia telah belajar Al-Qur’an bersama ayahnya.
Sementara itu, dari silsilah keluarga ibunya, Gus Baha menjadi bagian dari keluarga besar ulama Lasem yang berasal dari Bani Mbah Abdurrahman Basyaiban (Mbah Sambu).
Gus Baha menikah dengan seorang perempuan bernama Ning Winda. Istrinya merupakan anak Kiai dari Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.
Setelah menikah, dia menetap di Yogyakarta bersama keluarga barunya. Akibat dari hal ini, banyak santri yang merasa kehilangan dan pergi menyusul Gus Baha hanya untuk mengaji kepadanya.
Dalam pendidikannya pada saat remaja, Gus Baha mendalami ilmu agamanya dengan berguru kepada Syaikhina KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) di Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Rembang.
Tak hanya Al-Qur’an saja, Gus Baha juga mempelajari ilmu hadits, fikih, tafsir, hafalan Sahih Muslim, isi kitab Fathul Mu’in, dan kitab-kitab gramatika bahasa arab, seperti 'Imrithi dan Alfiah Ibnu Malik
Semasa hidupnya, Gus Baha pernah menjadi Ketua Tim Lajnah Mushaf Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.