Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gadis Korban Tragedi Kanjuruhan Trauma Lihat Keramaian dan Orang Berdesakan

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 12 Oktober 2022 |12:09 WIB
Gadis Korban Tragedi Kanjuruhan Trauma Lihat Keramaian dan Orang Berdesakan
Gadis korban Tragedi Kanjuruhan merasa trauma melihat keramaian. (MNC Portal/Avirista Midaada)
A
A
A

MALANG - Seorang korban Tragedi Kanjuruhan, Kevia Naswa Ainur Rohma (18) masih merasakan trauma. Gadis yang berdomisili di Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, itu merupakan salah satu korban luka dalam tragedi tersebut.

Sejak tragedi tersebut hingga kini, ia masih trauma keramaian. Terlebih keramaian sifatnya banyak orang berdesakan, termasuk melihat video-video yang beredar ia pun begitu trauma. Ia pun lebih memilih menyendiri.

"Ngeri-ngeri saja (kalau melihat keramaian), (memilih) menghindar. Trauma mungkin butuh waktu," kata Kevia Naswa Ainur Rohma ditemui di rumahnya, Rabu (12/10/2022).

Ia menuturkan begitu trauma ketika melihat video yang berdesak-desakan dan tembakan gas air mata. "Trauma karena gas air mata sama desak-desakan, panik karena ramainya," ujarnya.

Selain trauma, Kevia mengaku sempat kesulitan menggerakkan pergelangan tangan kanannya. Ia merasa tangan kanan kaku. Karena itu, ia dibawa keluarga ke klinik ortopedi di Kota Malang.

"Mau terapi di klinik, ini tangannya susah digerakkan. Mungkin karena keinjak-injak waktu itu," ucapnya.

Mata Kevia pun juga masih merah dan kaki kirinya masih terbalut perban akibat luka berdesak-desakan di pintu 13 Stadion Kanjuruhan Malang. Efek gas air mata juga masih ia rasakan di kulitnya, khususnya di bagian bawah mata.

"Kalau (efek) gas (air mata) lebih di kulit iritasi. (Kondisi mata-red) normal biasa pandangannya. Saya dikasih obat tetes sama minum untuk nyerinya, sudah semakin membaik. Kalau warna merahnya mungkin butuh waktu," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, kerusuhan pecah setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, pada Sabtu malam (1/10/2022) di Stadion Kanjuruhan Malang. Pertandingan dimenangkan Persebaya dengan skor 2-3. Para suporter merangsak masuk ke lapangan dan menyerbu pemain. Banyak orang meninggal dunia karena tembakan gas air mata ke tribun, hingga membuat panik ribuan suporter dan terjadilah desak-desakan.

Akibat kejadian setidaknya 132 orang dikonfirmasi meninggal dunia dan ratusan orang luka-luka hingga Selasa (11/10/2022). Para korban ini tersebar di 24 rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Kota Malang dan Kabupaten Malang.

Para korban mayoritas berdesakan meninggalkan stadion karena semprotan gas air mata polisi ke arah tribun penonton. Akibat para penonton mengalami sesak napas dan terjadi penumpukan hingga insiden terinjak-injak di pintu keluar stadion.

Usai kejadian ini, tim investigasi bentukan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit menetapkan 6tersangka. Mereka adalah Direktur Utama (Dirut) PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku penanggungjawab kompetisi, Ketua Panpel Arema Abdul Harris, Sekuriti Officer Suko Sutrisno.

Sedangkan tiga tersangka lain yakni Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidiq Achmadi, dan Komandan Kompi (Danki) 3 Brimob Polda Jawa Timur AKP Hasdarmawan.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement