Sesudah penaklukan Prabu Narayana, Sanjaya menjadi Raja Kalingga. Sesudah mewariskan bumi Kalingga kepada Rakai Panangkaran, Sanjaya mendirikan Kerajaan Medang. Berita Sanjaya Prasasti Mantyasih yang dikeluarkan oleh Dyah Balitung pada tahun 907 Masehi. Selama menjabat sebagai raja Medang, Sanjaya menggunakan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Sebagai Raja Medang, Ratu Sanjaya meninggalkan Prasasti Canggal di Gunung Wukir, Canggal, Magelang. Prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sanskerta tersebut dikeluarkan pada tahun 732 Masehi.
Sewaktu menjadi Raja Medang, Sanjaya memiliki kebijakan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor pertanian. Sehingga waktu itu, Medang dikenal sebagai negeri agribisnis. Selain sektor pertanian demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kerajaan Medang, Sanjaya mengembangkan agama Hindu aliran Siwa.
Sayang semasa memerintah Kerajaan Mataram kuno, Sanjaya kurang memperhatikan sektor pertahanan negara. Hal ini yang menurut sejarawan Slamet Muljana, kekuasaan Sanjaya berhasil digulingkan oleh Dyah Pancapana atau Rakai Panangkaran dari Dinasti Sailendra. Pendapat Slamet Muljana ini didasari pada Prasasti Kalasan yang dikeluarkan tahun 778 Masehi.
Penyebab penyerangan yang dilakukan Rakai Panangkaran karena ingin menyebarluaskan agama Buddha di wilayah Medang, yang masyarakatnya sudah banyak memeluk agama Hindu. Sesudah Sanjaya digulingkan, Dyah Pancapana naik tahta menjadi raja Medang pada 760 Masehi. Ia memiliki Sri Maharaja Rakai Panangkaran Dyah Pancapana.
(Awaludin)