Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sejarah Penemu Lampu Pijar, Bukan Hanya Thomas Alva Edison

Nadilla Syabriya , Jurnalis-Senin, 24 Oktober 2022 |13:03 WIB
Sejarah Penemu Lampu Pijar, Bukan Hanya Thomas Alva Edison
Foto: Reuters.
A
A
A

JAKARTA - Lampu pijar merupakan suatu alat atau benda yang sangat vital untuk kebutuhan manusia. Jika benda ini tidak ada, mungkin manusia akan kesulitan dalam melakukan aktivitasnya dengan gelap gulita.

Dahulu manusia hanya mengandalkan matahari sebagai penerangan di siang hari dan cahaya buatan dari percikan api untuk malam hari. Seiring perkembangan zaman dan ditemukannya energi listrik maka beberapa ilmuwan mulai merancang untuk menciptakan sebuah benda bernama lampu.

Salah satu penemu lampu pijar yang sangat terkenal di antaranya Thomas Alva Edison.

Edison memiliki pengaruh besar karena mampu membuat lampu pijar praktis komersial pertama. Meskipun begitu, Thomas bukan pertama dan satu-satunya penemu yang mencoba menemukan benda ini. Bahkan, beberapa sejarawan mengklaim ada lebih dari 20 penemu lampu pijar sebelum versi Edison. Namun, Edison dinilai berinovasi sebab versinya memiliki kombinasi dari tiga faktor, yaitu bahan efektif, daya tinggi dan ekonomis.

Awal Mula 

Dilansir dari Live Science, Alessandro Volta mengembangkan metode praktis pertama untuk menghasilkan listrik pada tahun 1800. Ia membuat tiang dari cakram seng dan tembaga diselingi dengan karton yang direndam air garam. Tumpukan itu menghantarkan listrik ketika kawat tembaga dihubungkan di kedua ujungnya. Meskipun sebenarnya bukan pendahulu baterai modern, kawat tembaga bercahaya Volta juga dianggap sebagai salah satu manifestasi paling awal dari lampu pijar.

Kemudian, Humphry Davy melanjutkan eksperimen listrik milik Volta pada tahun 1802. Dia bereksperimen dengan listrik dan menemukan baterai listrik. Ketika dia menghubungkan kabel ke baterainya dan sepotong karbon, karbon itu bersinar, menghasilkan cahaya. Penemuannya dikenal sebagai lampu Busur Listrik. Meskipun menghasilkan cahaya, ia tidak menghasilkannya dalam waktu lama dan terlalu terang untuk penggunaan praktis.

Selama tujuh dekade berikutnya, penemu lain juga menciptakan bola lampu tetapi dinilai tidak begitu praktis untuk dipergunakan. Lebih khusus lagi, pada 1840, ilmuwan Inggris Warren de la Rue menyelubungi filamen platinum melingkar dalam tabung vakum dan mengalirkan arus listrik melaluinya. Desainnya didasarkan pada konsep bahwa titik leleh platinum yang tinggi akan memungkinkannya beroperasi pada suhu tinggi dan bahwa ruang yang dievakuasi akan berisi lebih sedikit molekul gas untuk bereaksi dengan platinum, meningkatkan umur panjangnya.

Meskipun desainnya efisien, biaya platinum membuatnya tidak praktis untuk produksi komersial.

Pada tahun 1850 seorang fisikawan Inggris bernama Joseph Wilson Swan menciptakan bola lampu dengan melampirkan filamen kertas berkarbon dalam bola kaca yang dievakuasi.

Pada 1860 ia memiliki prototipe yang berfungsi, tetapi kurangnya vakum yang baik dan pasokan listrik yang memadai mengakibatkan bohlam yang masa pakainya terlalu pendek untuk dianggap sebagai penghasil cahaya yang efektif. Namun, pada 1870-an pompa vakum yang lebih baik tersedia dan Swan melanjutkan eksperimen pada bola lampu. Pada tahun 1878, Swan mengembangkan bola lampu yang lebih tahan lama menggunakan benang katun yang dirawat untuk menghilangkan masalah penghitaman awal bola lampu.

Pada 24 Juli 1874 paten Kanada diajukan oleh seorang ahli listrik medis Toronto bernama Henry Woodward dan rekannya Matthew Evans. Mereka membangun lampu mereka dengan ukuran dan bentuk yang berbeda dari batang karbon yang ditempatkan di antara elektroda dalam silinder kaca yang diisi dengan nitrogen. Woodward dan Evans berusaha untuk mengkomersialkan lampu mereka, tetapi tidak berhasil. Mereka akhirnya menjual paten mereka ke Edison pada tahun 1879. 

Penemuan oleh Thomas Alva Edison

Pada 1878, Thomas Edison memulai penelitian serius untuk mengembangkan lampu pijar yang praktis dan pada 14 Oktober 1878, Edison mengajukan permohonan paten pertamanya untuk "Improvement In Electric Lights". Namun, ia terus menguji beberapa jenis bahan untuk filamen logam untuk memperbaiki desain aslinya. Pada 4 November 1879, ia mengajukan paten Amerika Serikat untuk penelitiannya tersebut.

Paten tersebut mencantumkan beberapa bahan yang mungkin digunakan untuk filamen, termasuk katun, linen, dan kayu. Edison menghabiskan tahun berikutnya untuk menemukan filamen yang sempurna untuk bohlam barunya, menguji lebih dari 6.000 tanaman untuk menentukan bahan mana yang akan terbakar paling lama.

Beberapa bulan setelah paten pada 1879 diberikan, Edison dan timnya menemukan bahwa filamen bambu berkarbonisasi dapat terbakar selama lebih dari 1.200 jam. Bambu digunakan untuk filamen lampu Edison sampai mulai digantikan oleh bahan yang lebih tahan lama pada tahun 1880-an dan awal 1900-an.

Penemuan ini menandai dimulainya bola lampu yang diproduksi secara komersial. Keberhasilan bola lampu ini juga diikuti oleh pendirian Edison Electric Illuminating Company of New York pada tahun 1880. Perusahaan ini dimulai dengan kontribusi keuangan dari JP Morgan dan investor kaya lainnya saat itu. Perusahaan membangun stasiun pembangkit listrik pertama yang akan memberi daya pada sistem kelistrikan dan bohlam yang baru dipatenkan. Stasiun pembangkit pertama dibuka pada September 1882 di Pearl Street di Manhattan, menurut Edison Tech Center .

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement