Sejumlah tokoh pergerakan nasional yang pernah ‘ngekos’ di gedung itu adalah M Yamin, AK Gani Setiawan, hingga Amir Sjarifoeddin. Tapi mulai 1934, gedung bergaya Eropa ini tidak lagi jadi tempat kos.
Gedung tersebut sempat menjadi toko bunga, dijadikan hotel, sampai pada 1955 jadi kantor bea cukai pemerintah. Baru pada 1965, mulai ada keinginan para tokoh nasional menjadikan ini museum. Tapi baru 1974 diresmikan.
(Fahmi Firdaus )