Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hari Pahlawan: Kronologi Lengkap Peristiwa Hotel Yamato Pemicu Pertempuran 10 November

Tim Litbang MPI , Jurnalis-Kamis, 10 November 2022 |07:45 WIB
Hari Pahlawan: Kronologi Lengkap Peristiwa Hotel Yamato Pemicu Pertempuran 10 November
Foto: Antara
A
A
A

JAKARTA - Peristiwa yang terjadi di Hotel Yamato menjadi salah satu pemicu Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Sebelum pertempuran pecah, rakyat Surabaya telah berkonflik dengan sekutu, yaitu pasukan Inggris dan Belanda, yang saat itu menjadikan Hotel Yamato sebagai markas.

(Baca juga: Hari Pahlawan: Ini 10 Provinsi dengan Jumlah Pahlawan Terbanyak)

Sebelum diubah menjadi Yamato, hotel tersebut bernama Hotel Oranje yang dibangun di masa pemerintahan Hindia Belanda. Sejak Jepang menduduki Indonesia dan mengambil alih pemerintahan dari tangan Belanda, Jepang mengubah nama hotel tersebut menjadi Hotel Yamato.

Hotel Yamato menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah di Surabaya. Di hotel tersebut, terjadi insiden perobekan bendera merah-putih-biru yang dinaikkan Belanda.

Menanggapi berkibarnya bendera milik Belanda di atas Hotel Yamato, para pejuang Surabaya beramai-ramai mendatangi Hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945. Residen Surabaya Soedirman saat itu juga ikut mendatangi Hotel Yamato guna bernegosiasi dengan pihak Belanda agar konflik tidak terjadi lebih luas.

Bersama dua pemuda Surabaya bernama Sidik dan Hariyono, Residen Soedirman meminta Belanda menurunkan bendera tersebut. Namun, hal ini ditanggapi ketus oleh pimpinan tentara sekutu, W.V.Ch Ploegman.

Sikap pihak Belanda menunjukan bahwa mereka tidak mengakui dan tidak menganggap kemerdekaan Indonesia. Ploegman pun meninggalkan ruangan, sementara Residen Soedirman, Sidik, dan Hariyono berdiam di lobi hotel. Tidak lama setelahnya, Ploegman membawa pistol dan membidik ke arah Residen Soedirman sekaligus mengancamnya.

Kondisi menjadi sengit, Sidik mengambil jalan untuk melawan Ploegman dan berusaha merebut pistolnya. Kemudian Sidik berhasil mencekik leher Ploegman hingga tewas akibat kehabisan napas.

Sayangnya keadaan makin ramai, sehingga Sidik terus didesak lalu terbunuh dengan pisau yang tertancap di badannya. Sementara itu Hariyono mengamankan Residen Soerdirman dan membawanya pergi keluar hotel.

Residen Soedirman dan Hariyono mengabarkan kepada pemuda lainnya bahwa negosiasi tidak berjalan mulus. Akhirnya para pemuda memutuskan pergi ke atap Hotel Yamato untuk menurunkan bendera triwarna Belanda dan menggantinya dengan bendera Merah Putih Indonesia. Namun, para pemuda Surabaya itu tidak membawa bendera Indonesia.

Dengan cerdik, mereka merobek kain biru pada bendera triwarna, sehingga tinggallah kain bewarna merah-putih. Bendera Merah Putih pun berhasil dinaikkan di tiang bendera, meski terlihat bekas sobekan. Pengibaran bendera Merah Putih di atas Hotel Yamato diiringi dengan pekik para pemuda yang meneriakkan seruan “Merdeka!”.

Penyobekan bendera yang terjadi di Hotel Yamato tak pelak membuat Belanda marah. Dampaknya, konflik antara pihak sekutu dan rakyat Surabaya berlangsung, dari awal Oktober hingga mencapai puncaknya pada 10 November 1945.

Konflik dan pertempuran tersebut mengakibatkan tewasnya puluhan ribu orang dari kedua belah pihak. Tanggal 10 November akhirnya ditetapkan sebagai Hari Pahlawan melalui Keppres Nomor 316 tahun 1959 pada 16 Desember 1959.

(Fahmi Firdaus )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement