JAKARTA - Abraham Lincoln merupakan salah satu Presiden Amerika Serikat (AS) yang menjabat sejak 4 Maret 1861 hingga terjadi pembunuhan pada dirinya. Kematiannya sempat membuat masyarakat putus asa dan mengutuk pelaku pembunuhan.
Melansir dari Britannica, Lincoln dinyatakan tewas setelah terjadi pembunuhan pada 14 April 1865 di Ford' Theatre, Washington DC. Ia mendapat luka tembak di bagian kepala dan meninggal keesokan harinya.
BACA JUGA: Biden Ulang Tahun ke-80, Gedung Putih Tak Gelar Pesta Perayaan
Pelaku sekaligus otak di balik rencana pembunuhan Lincoln tertuju pada aktor panggung ternama dan pendukung Konfederasi, John Wilkes Booth. Pencarian Booth dan antek-anteknya adalah perburuan terbesar dalam sejarah Amerika hingga saat itu.
John Wilkes Booth adalah anggota salah satu keluarga aktor paling terkenal di Amerika. Dia terkenal dengan karisma yang dimiliki, badan atletis, dan wajah tampannya.
Booth juga dikenal sebagai simpatisan Konfederasi yang menentang Lincoln atas penghapusan perbudakan di Amerika Serikat. Oleh sebab itu, ia sangat membeci Lincoln dan berencana untuk memusnahkan nya.
Awalnya Booth dan sekelompok kecil konspiratornya berencana untuk menculik Lincoln, tetapi mereka kemudian setuju untuk membunuh Presiden Lincoln serta Wakil Presiden Andrew Johnson dan Sekretaris Negara William H. Seward, untuk membantu tujuan Konfederasi.
Meskipun Angkatan Daratnya di Virginia Utara, yang dipimpin oleh Jenderal Robert E. Lee telah menyerah kepada Tentara Union empat hari sebelumnya, Booth yakin bahwa perang saudara tetap tidak terselesaikan karena tentara Konfederasi Jenderal Joseph E. Johnston terus bertempur.
Booth menembak Presiden Lincoln di bagian kepala belakang. Lincoln meninggal keesokan paginya, Seward luka parah, sedangkan Wakil Presiden Johnson tidak pernah diserang. Booth kemudian melarikan diri ke Maryland Selatan, 12 hari kemudian, di sebuah peternakan di pedesaan Virginia Utara, Booth terlacak berlindung di sebuah gudang. Rekan Booth, David Herold menyerah, tetapi Booth bertahan. Setelah pihak berwenang membakar gudang, tentara Union Boston Corbett menembak lehernya hingga tewas.
(Susi Susanti)