Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Potensi Bahaya di Balik Ulah Manusia: Misi ke Bulan hingga Bom Atom

Muhammad Fadli Rizal , Jurnalis-Sabtu, 01 April 2023 |04:02 WIB
 Potensi Bahaya di Balik Ulah Manusia: Misi ke Bulan hingga Bom Atom
Ilustrasi bom atom (Foto Freepik)
A
A
A

Bagi filsuf Toby Ord dari Universitas Oxford, momen itu adalah poin penting dalam sejarah manusia. Dia mencatat waktu dan tanggal tes Trinity, pukul 05:29 pada 16 Juli 1945.

Tanggal ini dianggapnya sebagai awal dari era baru kemanusiaan yang ditandai dalam kemampuan kita untuk menghancurkan diri kita sendiri.

"Tiba-tiba kita melepaskan begitu banyak energi hingga mencapai suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Bumi," kata Ord dalam bukunya "The Precipice".

Dia menulis bahwa terlepas dari ketelitian para ilmuwan Manhattan, perhitungan tadi tidak pernah ditinjau oleh ilmuwan sejawat dari pihak yang tidak berkepentingan.

Juga tidak ada bukti bahwa ada wakil rakyat diberitahu tentang risiko tersebut, apalagi pemerintah lain. Para ilmuwan dan pemimpin militer terus maju dengan keputusannya sendiri. Ord juga menyoroti bahwa, pada tahun 1954, para ilmuwan salah hitung dalam uji coba nuklir lainnya: alih-alih ledakan 6 megaton seperti yang diharapkan, ledakannya malah 15.

"Dari dua kalkulasi termonuklir utama yang dibuat pada musim panas itu… satu benar dan satu salah. Adalah suatu kesalahan untuk menyimpulkan dari sini bahwa risiko subjektif menyulut atmosfer adalah 50%. Itu jelas bukan tingkat kepercayaan untuk mempertaruhkan masa depan kita. "

Dunia yang rentan

Dari posisi kita yang tercerahkan di abad ke-21, mudah untuk menilai bahwa keputusan-keputusan itu spesifik pada waktunya.

Pengetahuan ilmiah tentang kontaminasi dan kehidupan di Tata Surya sudah jauh lebih maju, dan perang antara Sekutu dan Nazi sudah lama berlalu. Saat ini, sudah tidak ada yang mau mengambil risiko seperti itu lagi kan?

Sayangnya tidak. Entah karena kecelakaan atau hal lain, kemungkinan bencana kini lebih besar daripada dulu. Memang, pemusnahan Bumi oleh alien bukanlah risiko terbesar yang dihadapi dunia.

Namun, meskipun mungkin ada kebijakan "perlindungan planet" untuk menjaga dari kontaminasi alien, pertanyaannya adalah seberapa baik peraturan dan prosedur ini akan berlaku untuk usaha swasta yang mengunjungi planet dan bulan lain di Tata Surya.

Yang lebih memprihatinkan adalah ancaman senjata nuklir. Atmosfer yang terbakar mungkin mustahil, tetapi musim dingin nuklir yang mirip dengan perubahan iklim yang membantu membunuh dinosaurus, sangat mungkin.

Dalam Perang Dunia II, persenjataan atom tidak sebanyak atau cukup kuat untuk memicu bencana itu, tetapi sekarang sudah cukup kuat.

Ord memperkirakan bahwa risiko kepunahan manusia di abad ke-20 adalah sekitar satu dari 100. Tapi dia yakin sekarang lebih tinggi.

Di atas risiko eksistensial alami yang selalu ada, potensi kiamat akibat ulah manusia telah meningkat secara signifikan selama beberapa dekade terakhir, katanya.

Selain ancaman nuklir, prospek kecerdasan buatan tak terkontrol pun muncul, emisi karbon meroket, dan sekarang kita dapat merekayasa virus untuk membuatnya jadi jauh lebih mematikan.

Kita juga menjadi lebih rentan akibat konektivitas global, misinformasi, dan kekerasan politik, seperti yang ditunjukkan oleh pandemi Covid-19.

"Mengingat semua yang saya tahu, saya menempatkan risiko abad ini sekitar satu dari enam, seperti roulette Rusia," kata dia.

"Jika kita tidak segera bersikap, jika kita terus membiarkan pertumbuhan kekuatan kita melebihi kbeijaksanaan, risiko ini bisa jadi lebih tinggi di abad berikutnya, dan setiap abad berikutnya.

Cara lain yang dilakukan oleh para peneliti risiko eksistensial untuk menandai bahaya yang berkembang ini adalah dengan meminta Anda membayangkan bola-bola dari guci raksasa.

Setiap bola mewakili teknologi baru, penemuan, atau penciptaan baru. Sebagian besar bola ini berwarna putih, atau abu-abu.

Bola putih melambangkan kemajuan yang baik bagi umat manusia, seperti penemuan sabun. Bola abu-abu mewakili berkah campuran, seperti media sosial.

Namun, di dalam guci, ada segenggam bola hitam yang sangat langka. Tapi jika satu terpilih, Anda telah menghancurkan umat manusia.

Ini disebut "hipotesis dunia yang rentan", dan menyoroti masalah persiapan untuk terjadinya peristiwa yang sangat jarang dan sangat berbahaya di masa depan kita.

Sejauh ini, kita belum memilih bola hitam. Kemungkinan besar karena itu sangat tidak umum, namun tangan kita sudah pernah menyentuhnya sedikit saat masuk ke dalam guci. Singkatnya, kita beruntung.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement