Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Menguak Siapa yang Mendirikan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Tempat Bersejarah yang Penting bagi 3 Agama Sekaligus

Muhammad Ramadhan , Jurnalis-Jum'at, 14 April 2023 |12:38 WIB
Menguak Siapa yang Mendirikan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, Tempat Bersejarah yang Penting bagi 3 Agama Sekaligus
Masjid Al Aqsa (Foto: Reuters)
A
A
A

ISRAEL - Masjid Al-Aqsa merupakan sebuah tempat bersejarah yang memiliki nilai penting bagi tiga agama sekaligus. Yaitu Islam, Yahudi, dan Kristen.

Dikutip dari Aljazeera, dalam agama Islam, tempat ini merupakan diyakini sebagai tempat dimana Nabi Muhammad naik ke surga. Masjid Al-Aqsa juga dianggap begitu penting karena awalnya dijadikan kiblat oleh Rasulullah sebelum akhirnya dipindahkan ke Ka'bah.

Orang Yahudi percaya kompleks itu merupakan tempat kuil Yahudi pernah berdiri, tetapi hukum Yahudi dan Rabi Israel melarang orang Yahudi memasuki kompleks dan berdoa di sana, karena menganggap tempat tersebut terlalu suci untuk diinjak.

Masjid Al-Aqsa telah menjadi wilayah yang diperebutkan sejak Israel menduduki Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua, pada 1967, termasuk area Tepi Barat dan Jalur Gaza. Namun, konflik tersebut terjadi lebih jauh lagi, sebelum pembentukan Israel.

Masjid yang terletak di Kota Tua ini sempat menjadi perhatian beberapa hari lalu karena penyerbuan yang dilakukan oleh pasukan Israel dan melakukan penyerangan terhadap jemaat.

Namun, siapakah sosok dibalik berdirinya Masjid Al-Aqsa ini?

Dikutip dari Middle East Eye, Masjid Al-Aqsa merupakan hasil arsitektur Islam tertua di dunia. Struktur utamanya, dibuat pada abad 7M dibawah Abd al-Malik bin Marwan, khalifah kelima dari dinasti Umayyah.

Di bagian selatan kompleks terdapat sebuah masjid bernama Al-Qibli yang dibuat untuk ibadah kelompok. Awalnya dibangun oleh khalifah kedua Islam, Umar bin Khattab, seiring penaklukan Syam oleh Islam.

Masjid Al-Aqsa dalam perjalanan sejarahnya, telah melewati berbagai rangkaian renovasi dan pembangunan oleh dinasti Umayyad, Abassiyah, dan kemudian oleh Kerajaan Ottoman.

Orang Yahudi menamakan tempat tersebut sebagai Kuil Mount. Mereka percaya dua kuil kuno Yahudi pernah berdiri disitu. Kuil pertama di bangun oleh Raja Solomon dan dihancurkan oleh Kaum babilonia, sedangkan kuil kedua di hancurkan oleh orang Romawi.

Pada tahun 1948, setelah Israel menjadi sebuan negara dan menguasai 85 persen Yerusalem, termasuk Kota Tua, jatuh ke tangan Kerajaan Hashemite Yordania.

Setelahnya, pada tahun 1967 perang antar negara di Timur Tengah, Israel menganeksasi bagian timur Yerusalem dan area yang mengelilingi Masjid Al-Aqsa. Yordania dan Israel lalu membuat kesepakatan bahwa Amman dipebolehkan menjaga bagian dalam, sedangkan Israel akan mengendalikan bagian luar.

Setelah pendudukan pada 1967, Israel mengendalikan populasi Palestina lebih ketat lagi, sehingga Masjid Al-Aqsa menjadi sebuah simbol perlawanan Palestina.

Masjid Al-Aqsa memegang peran penting dalam perlawanan Palestina yang pertama. Pada tahun 1968, pasukan Israel menyerang umat muslim yang sedang berada di halaman masjid menggunakan gas air mata dan peluru yang dilapisi karet sehingga mengakibatkan banyak cedera.

Lalu, pada bulan September 2000, Pemimpin Oposisi Israel, Ariel Sharon mengelilingi Masjid Al-Aqsa dengan membawa ratusan anggota pasukan bersenjata Israel.

Kedatangannya menimbulkan ketegangan dan menjadi salah satu faktor kunci yang menyebabkan perlawan Palestina yang kedua, dimana hal itu berlangsung selama 5 tahun dan memakan korban 3.000 jiwa orang Palestina dan 1.000 orang Israel.

Sejak saat itu, status masjid Al-Aqsa berubah drastis dan jumlah warga Palestina yang menduduki Tepi Barat dan Jalur Gaza dibataskan untuk memasuki Masjid Al-Aqsa oleh otoritas Israel. Mereka yang diperbolehkan masuk harus melewati serangkaian pos pemeriksaan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement