Sultan Pajang yang sudah kalah perang ini menganggap cara Senopati mengikuti dari belakang menunjukkan sikap hormat. Sultan berpesan agar Benawa selalu bersahabat dengan Senopati, bahkan harus mematuhinya. Apabila, terjadi pertengkaran, ia bahkan tidak akan dapat menjadi Raja Pajang. Sementara itu, para pengiring menangis.
Mereka akhirnya tiba di Pajang. Setibanya di sana, penyakit Sultan bertambah parah. Senopati berkubu di desa iparnya di Mayang. Ia tidak sudi menghadap Sultan Pajang, tetapi juga mau pulang ke Mataram.
Ia ingin tinggal di sana untuk menanti takdir Allah. Senopati pun menyuruh abdinya membeli kembang selasih dalam jumlah banyak, yang selanjutnya ditaruh bertumpuk-tumpuk di pintu barat alun - alun Pajang.
Menurut Serat Kandha raja yang sakit percaya bahwa Senopati yang mengikutinya dari kejauhan bermaksud baik. la tidak memarahi putranya itu tetapi musuh lama Senopati, yaitu Adipati Tuban, yang berniat menyerang Senopati.