JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir meyakini bahwa metode hisab akan digunakan secara umum oleh umat Islam di Indonesia, bahkan seluruh dunia.
Saat ini metode hisab dalam menentukan awal Syawal atau Hari Raya Idul Fitri 1444 H/Lebaran 2023 masih mendapatkan penolakan.
Haedar meyakini bahwa suatu saat umat Islam seluruh dunia akan menerapkan metode hisab wujudul hilal sebagai landasan dalam menentukan waktu-waktu penting ibadah yang lain umat Islam. Hal itu seperti penggunaan jam sebagai penanda waktu sholat.
“Sekarang kita bisa mudah sekali untuk sholat dzuhur dan segala macam tanpa harus melihat matahari,” kata Haedar dilansir dari Muhammadiyah.or.id, Rabu (19/4/2023).
Menurut dia, dalam menentukan waktu sholat dari golongan dan negara manapun sudah memakai jadwal yang sudah pasti.
Di sisi lain, Muhammadiyah ingin dalam menetapkan awal Ramadhan, 1 Syawal, dan 10 Dzulhijjah juga menggunakan motode seperti itu.
Ia memprakirakan penggunaan metode hisab untuk menentukan Ramadhan dan Sayawal secara umum akan membutuhkan waktu yang panjang. Bahkan, kata Haedar, bisa mencapai 1 abad.