JAKARTA – Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur dikenal sebagai sosok yang kerap melontarkan humor. Humor ini biasanya bisa membuat orang tertawa terbahak-bahak sekaligus meredakan ketegangan politik pada kala itu.
Salah satunya adalah kisah yang dilansir dari laman Gusdur.net. Alkisah, ketika Gus Dur masih kecil dan mendaftar sebagai siswa di salah satu sekolah dasar (SD) di Jakarta, dia ditanya tentang identitas dirinya.
"Namamu siapa, nak?,” tanya seorang guru.
"Abdurrahman Wahid,” jawab Gus Dur.
Guru tersebut lanjut mengajukan pertanyaan lainnya. "Tempat dan tanggal lahir?,” tanyanya.
"Jombang ... ," jawab Gus Dur.
Namun setelah memberi tahu tempat lahirnya, Gus Dur pun terdiam sejenak. Dia seolah berpikir keras tentang tanggal, bulan, dan tahun berapa persisnya dilahirkan.
Setelah bisa mengingat dengan tepat, Gus Dur kecil pun menjawab pertanyaan gurunya itu.
"Tanggal 4, bulan 8, tahun 1940," papar Gus Dur kepada guru yang memberinya pertanyaan.
Sebenarnya, Gus Dur diketahui sempat ragu saat menjawab perhitungan bulan kelahirannya tadi. Ini disebabkan karena ia hanya hafal bulan Qomariyah, yaitu hitungan berdasarkan perputaran bulan.
Gus Dur tidak terlalu mengingat bulan Syamsiah atau hitungan berdasarkan perputaran matahari. Jadi yang disebutkan Gus Dur kepada gurunya tersebut adalah tanggal lahir di bulan Syakban, bulan kedelapan dalam hitungan Qomariyah.
Namun sang guru menganggap bahwa yang dikatakan calon muridnya itu adalah Agustus, yakni bulan kedelapan dalam hitungan Syamsiah. Oleh karena itu, sejak kejadian tersebut Gus Dur dianggap lahir pada 4 Agustus 1940. Padahal yang dimaksud pada 4 Syakban 1359 Hijriyah itu 7 September 1940.
(Susi Susanti)