SEJUMLAH peristiwa penting pernah terjadi dan menjadi catatan sejarah pada 16 Mei. Salah satunya, wafatnya Sultan terakhir Utsmaniyah.
Melansir berbagai sumber, berikut ini sederet peristiwa yang terjadi pada 16 Mei yang dirangkum pada Selasa (16/5/2023):
1975 - India Menganeksasi Sikkim
India menganeksasi Sikkim setelah negara pegunungan tersebut mengadakan referendum. Saat itu, diperoleh suara terbanyak menginginkan Sikkim integrasi dengan India.
Sikkim merupakan sebuah negara bagian yang terkurung daratan di India hang terletak di pegunungan Himalaya. Wilayahnya berbatasan Nepal di sebelah barag daerah otonomi Tibet, RRC.
Penduduk tetapnya hanya sedikit sekira 500 ribu. Sikkim adalah negara bagian paling jarang penduduknya di India dan negara bagian terkecil kedua setelah Goa dari total area.
Namun, daerah yang kecil dari 7096 km, Sikkim secara geografis beragam karena lokasinya di Himalaya.
1945 - Pasukan Peta Dihukum Mati
Salah satu serdadu sekaligus anggota pasukan Pembela Tanah Air (PETA), Muradi hidupnya berakhir tragis. Dia bersama pasukannya dihukum mati di Pantai Ancol oleh Kenpeitai (Pengadilan Militer) Tentara Kekaisaran Jepang.
Muradi dieksekusi hukuman mati lantaran dinilai melakukan pemberontakan terhadap pasukan pendudukan Jepang. Padahal, Jepang yang mendirikan milisi PETA untuk membantu tentara mereka menghadapi sekutu.
Jepang berhasil mengagalkan pemberontakan tersebut, sehingga ada delapan orang dihukum mati dan sisanya dipenjara antara tiga tahun hingga seumur hidup.
1926 - Akhir Kesultanan Utsmaniyah
Sultan Ottoman ke-36 Mehmed VI atau Mehmed Vahdettin merupakan Sultan ke ke-36 Kesultanan Utsmaniyah. Ia lahir di Istana Dolmabahçe, di Konstantinopel.
Mehmed Vahdettin mulai menjabat sejak 4 Juli 1918 hingga 1 November 1922 menggantikan saudaranya Mehmed V.
Pasca perang dunia pertama sebuah pemerintahan baru yakni Majelis Agung Nasional Turki dibentuk pada 23 April 1920, yang kala itu dikenal sebagai Angora.
Pemerintah baru tersebut mengecam pemerintahan Mehmed VI dan komando Suleyman Sefik Pasha yang bertanggung jawab atas tentara yang ditugaskan untuk memerangi perang saudara untuk kekaisaran (Kuva-i Inzibtiyye), sebagai hasilnya konstitusi sementara dirancang.
Kemudian, Majelis Agung Nasional Turki menghapuskan kesultanan pada 1 November 1922 dan Mehmed VI diusir dari Konstantinopel. Ia meninggalkan Kapal Perang Inggris Malaya pada 17 November ke pengasingan di Malta. Mehmed kemudian tinggal di Riviera Italia.
Pada 19 November 1922, sepupu dan pewaris pertama Mehmed yakni Abdul Mejid Efendi terpilih sebagai Khalifah. Ia menjadi kepala baru Kekaisaran Osman sebagai Abdul Mejid II sebelum Khilafah dihapuskan oleh Majelis Agung Nasional Turki pada 1924.
Hingga ahirnya Mehmed meninggal dunia pada 16 Mei 1926 di Sanremo, Italia. Jenazahnya dimakamkan di Masjid Tekkiye Sultan Suleiman yang agung di Damaskus.
(Arief Setyadi )