Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Populasi Semut Ternyata Mencapai 20.000 Triliun, Punya Peran Amat Besar Bagi Lingkungan

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Sabtu, 20 Mei 2023 |05:03 WIB
Populasi Semut Ternyata Mencapai 20.000 Triliun, Punya Peran Amat Besar Bagi Lingkungan
Ilustrasi/Foto: Reuters
A
A
A

 

JAKARTA - Jumlah populasi manusia di dunia diperkirakan akan menembus delapan miliar dalam beberapa bulan ke depan, namun jika dibandingkan jumlah semut, angka tersebut relatif kecil.

Para peneliti sudah merampungkan kajian komprehensif populasi global semut dan kesimpulannya: ada 20 kuadriliun atau sama dengan 20.000 triliun.

 BACA JUGA:

Itu artinya rata-rata ada 2,5 juta semut untuk satu manusia. Banyaknya jumlah semut ini mestinya tidak mengherankan mengingat serangga ini ada di mana-mana.

Semut sudah ada sejak zaman dinosaurus, ditandai dengan penemuan fosil yang berusia 100 juta tahun.

Sejauh ini diketahui terdapat 12.000 spesies semut, dengan ukuran tubuh dari satu milimeter hingga tiga sentimeter. Semut hidup di tanah, sampah daun, tanaman yang mati dan kadang di dapur manusia.

 BACA JUGA:

Semut dengan mudah ditemukan di mana saja di seluruh dunia, kecuali di Antartika, Greenland, Islandia, dan sejumlah kecil pulau-pulau yang terisolasi.

"Semut jelas memainkan peran penting di hampir setiap ekosistem di muka Bumi ini," ujar Patrick Schultheiss dari University of Würzburg di Jerman dan University of Hong Kong, dilansir dari BBC, Jumat (19/5/2023).

Schultheiss adalah salah satu penulis kajian jumlah semut yang hasilnya dimuat di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

"Semut punya peran penting dalam proses daur ulang, pembusukan, penyebaran biji tanaman dan pengolahan tanah. Semut juga punya banyak fungsi. Dari semua itu, jumlahnya yang sangat banyak membuat mereka menjadi pemain lingkungan yang sangat strategis," jelas Schultheiss.

Memiliki dampak besar

Sabine Nooten dari University of Würzburg dan University of Hong Kong, yang juga anggota tim penulis laporan, mengatakan terkejut dengan fakta biomassa semut lebih besar dengan gabungan biomassa mamalia liar dan burung.

"Ini membuat kita paham tentang besarnya dampak yang dihasilkan semut," kaa Nooten.

Para saintis mendasarkan penelitian mereka pada 489 kajian populasi semut di semua benua tempat semut hidup.

Schultheiss menjelaskan data yang dipakai merepresentasikan upaya pengambilan data yang dilakukan oleh ribuan saintis. Dari sini, Schultheiss dan timnya bisa menghitung jumlah semut di berbagai kawasan di dunia, memperkirakan total biomassa dan jumlah semut secara global.

Semut paling banyak ditemukan di kawasan tropis.

"Ada tempat-tempat di dunia di mana kami kesulitan mendapatkan data dan karenanya tidak bisa menghasilkan estimasi jumlah yang akurat. Afrika misalnya. Sejak lama kami tahu ada banyak semut di benua ini namun kajian soal jumlah semut di sana sangat minim," kata Schultheiss.

Semut biasanya hidup dalam koloni, kadang mencapai jumlah beberapa juta. Serangga ini dibagi berdasarkan peran, misalnya pekerja, tentara, dan ratu.

Semut pekerja, semuanya betina, bertanggung jawab atas kelangsungan hidup ratu dan anak-anaknya. Juga merawat sarang dan mencari makanan.

Semut jantan kawin dengan ratu dan kemudian mati.

"Semut kadang menjengkelkan, tetapi penilaian itu dari sudut pandang manusia," kata Schultheiss.

"Sebagian besar semut sangat bermanfaat, bahkan bagi manusia ... bayangkan saja jumlah benda organik yang diangkut, dipindahkan, didaur ulang, dan diproses oleh 20 kuadrilun semut ... serangga ini memastikan proses biologi berlangsung lancar," imbuhnya.

Pendek kata, semut adalah insinyur lingkungan. Mungkin juga layak menyandang gelar "pahlawan lingkungan yang tak dikenal".

(Nanda Aria)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement