“Mahasiswa adalah generasi masa depan yang akan memimpin negara kita pada masa mendatang," ujar Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero), Haris.
Ia mengatakan generasi muda ini yang harus tanamkan bahwa saat ini PT Pos Indonesia belum bisa menjangkau hingga ke level bawah karena para orang tua yang mengenal PT Pos.
"Padahal PT Pos masih ada sampai sekarang. Kita harapkan generasi muda saat ini mengenal Pos Indonesia karena Pos Indonesia tidak hanya tentang layanan jasa keuangan. Pos Indonesia dikenal dengan kurir. Kalau kita lihat di luar sana rasio surat masih tinggi. Tapi di Indonesia tidak, karena ini masalah budaya," ujarnya.
Pada acara tersebut turut pula diperkenalkan produk jasa keuangan Pos Indonesia, yaitu Pospay. Sebagai superapp, Pospay memiliki keunggulan, salah satunya adalah tidak ada batasan saldo pengguna. Meski begitu, Haris menegaskan bahwa Pos Indonesia tetap tunduk pada peraturan terkait pencegahan tindak terorisme dan pencucian uang (money laundry).
“Pospay berbeda dengan e-money, e-wallet. Pospay tidak punya batasan saldo terkait dengan besar uang yang bisa disimpan. Terkait keamanan, kami tetap melapor yang terkait UU Terorisme, UU Money Laundry," tuturnya.
Haris juga mengingatkan Jangan pula karena Pospay tidak ada batasan menyimpan saldo, dijadikan orang untuk mencuci uang, untuk mendanai teroris dan sebagainya.
"Kami tunduk pada undang-undang, setiap bulan kami laporkan. Pengamanan dan keamanan aplikasi kami sesuai standar perbankan. Di belakang Pospay ini kami menyebutnya core giro system, sama seperti core bank system. Pengamanan kami cukup ketat karena terkait dana masyarakat,” katanya.