"Belanda saat itu membutuhkan banyak serdadu di Hindia-Belanda. Mereka banyak merekrut dari Belgia, Swiss, Prancis, dengan bayaran sampai 300 gulden," ungkap Jean Rocher, penulis buku 'KNIL: Perang Kolonial.
"Banyak (orang) Prancis ikut KNIL, tetapi ketika tiba di Jawa, mereka kecewa karena gaji kecil, tidak seperti yang dijanjikan. (Meski begitu adanya) mereka harus tetap ikut KNIL, karena jauh untuk pulang ke Eropa. Ada desersi, tapi tidak banyak," tandas eks atase militer Kedutaan Besar Prancis di Indonesia itu.
(Erha Aprili Ramadhoni)