Frank Owen, mantan direktur proyek penyelamatan kapal selam Australia berkata kepada BBC, kapal selam itu mungkin bisa memberi sinyal pertolongan kepada tim penyelamat ketika sampai di permukaan.
"Akan ada pemancar radio transmiter, sinyal GPS," katanya. "Akan ada lampu sorot, dan reflektor radar untuk membantu tim penyelamat menemukan mereka."
Namun, jika kapal itu tak bisa mengirim sinyal tanda bahaya karena alasan apa pun, Prof Greig mengatakan: "kapal itu berukuran mobil bus sedang, dan berwarna putih, jadi mencoba melihatnya dari udara... akan menjadi tantangan yang nyata."
Perubahan cuaca dan jarak pandang yang buruk juga menjadi tantangan yang bagi tim.
Pencarian di kedalaman samudra
Tim penyelamat juga harus menyisir kedalaman yang bisa mencapai 4km untuk kapal selam sepanjang 6,7 meter - karena radio dan sinyal GPS tidak dapat menembus air.
Pihak Penjaga Pantai AS mengonfirmasi bahwa mereka memperluas pencarian ke perairan yang lebih dalam pada Selasa. Pesawat P3 Aurora milik Kanada telah tiba di lokasi untuk melakukan pencarian dengan sonar. Pelampung sonar juga dikerahkan di lokasi.
Pelampung sonar atau sonobuoys mendeteksi dan mengidentifikasi objek yang bergerak di bawah laut - dan perangkat ini kerap digunakan untuk mendeteksi kapal selam musuh.
Pelampung ini menangkap suara yang dihasilkan oleh baling-baling dan mesin [deteksi pasif] - yang juga dapat meliputi suara bising yang dibuat awak di lambung kapal selam - atau dengan memantulkan "ping" sonar ke permukaan kapal (deteksi aktif) dan menangkap gema yang kembali.
Owen memperingatkan bahwa ini akan sangat sulit menemukan kapal selam tersebut saat berada di dalam laut karena ukurannya, dan karena kapal selam ini berada di tengah-tengah area bebatuan yang diakibatkan oleh tenggelamnya kapal Titanic.
"Ini seperti mencari ranjau di ladang ranjau," katanya kepada BBC, sambil menambahkan perangkat ini sulit mengetahui apakah benda tersebut batu atau bukan.
(Qur'anul Hidayat)