Keris itu disebut-sebut selalu dibawa Pangeran Diponegoro ketika berperang melawan Belanda pada tahun 1825 hingga tahun 1830. Lalu keris tersebut dibawa ke Belanda oleh Kolonel Jan-Baptis Cleerens yang tak lain adalah komandan pasukan Belanda dalam perang Jawa setelah perang tersebut berakhir.
Keris tersebut kemudian menjadi semacam hadiah kepada Raja Wilhelm 1 sebagai simbol kemenangan pasukan Belanda atas Pangeran Diponegoro usai melakukan perang panjang dan menghabiskan keuangan pemerintah Belanda.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Hilmar Farid pernah mengatakan keris Kanjeng Kiai Naga Siluman milik Pangeran Diponegoro sudah selama 137 tahun disimpan di Museum Volkenkunde, Leiden. Sebelumnya keris ini disimpan di Koninklijk Kamer van Zeldzaamheden (Koleksi Langka dan Istimewa Kerajaan) di Den Haag.