JAKARTA - Deretan kontroversi The Line Arab Saudi yang banyak orang tidak tahu menarik dikulik.
Melansir Foreign Affairs Review, The Line atau yang dikenal sebagai kota Neom merupakan proyek pembuatan kota utopia guna menjadi model baru untuk kehidupan, pekerjaan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Mega proyek ini dibangun di gurun sebelah barat laut Arab Saudi.
Meski terdengar menjadi sebuah gagasan luar biasa untuk peradaban manusia, namun dibalik pembangunannya, The Line mengandung banyak kontroversi.
Berikut deretan kontroversi The Line Arab Saudi melansir Dezeen:
1. Kelayak Hunian
Melansir Dezeen, The Line menuai banyak kritik dari para ahli terkait dengan keberlanjutan dan kelayak huniannya. Hal ini berdasarkan atas pembangunan yangmemakan waktu bertahun-tahun lamanya.
Meski dikabarkan akan menjadi kota yang sangat ramah lingkungan, namun perlu diketahui pembangunan mega proyek sebesar ini akan menyumbang emisi karbon dan berbagai kerusakan lingkungan yang jelas tidak sedikit.
Selain itu, para ahli juga khawatir tentang kemampuan konstruksi untuk memenuhi janji-janji lingkungannya tanpa menghadapi masalah fisik yang signifikan dan biaya karbon yang keluar. Dengan kata lain, alih-alih bermanfaat untuk lingkungan The Line justru akan merusak berbagai ekologi yang ada.
2.Pelanggaran HAM
Proyek The Line dikabarkan juga telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Menurut organisasi hak asasi manusia, ALQST, ada setidaknya tiga orang yang diusir dari tempat pembangunan ini pada tahun 2020. Bahkan ketiga orang tersebut dilaporkan telah dieksekusi mati.
Melansir True Scoop, proyek The Line ini dikabarkan dibangun diatas tanah tak terjamah. Akan tetapi, fakta menyebutkan bahwa proyek senilai 500 miliar dolar itu dibangun diatas tanah yang dihuni oleh suku Hiawatha. Anggota suku tersebut kemudian diusir paksa untuk pembangunan kota ini.
Bagi mereka yang berani menentang rencana pemerintah untuk membangun kota ini dilaporkan akan langsung ditangkap oleh pasukan keamanan untuk kemudian dibunuh. Tidak hanya itu, masyarakat suku ini juga telah menjadi sasaran pelecehan, kekerasan, suap, dan pemenjaraan sejak pengumuman pertama visi The Line pada tahun 2021.
(RIN)
(Rani Hardjanti)