JAKARTA - Saatnya menguak siapakah nama bapak Tentara Nasional Indonesia? Bapak Tentara Nasional Indonesia atau TNI adalah Jenderal Soedirman, yakni satu dari tiga jenderal bintang lima yang ada di Indonesia.
Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (30/8/2023), Soedirman tak hanya menjadi seorang tentara, namun juga sosok pahlawan nasional. Jasanya begitu besar dan tidak terbantahkan. Demi membela bangsa, Jenderal Soedirman rela berjuang sambil menahan rasa sakit akibat TBC yang terus menggerogotinya.
Seperti apa sosoknya? Berikut profil singkat bapak Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman dilansir dari buku Sejarah Jenderal Soedirman di Kabupaten Bantul yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul.
Jenderal Soedirman merupakan seorang pahlawan yang lahir pada 24 Januari 1916 di Desa Bodas Karangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah dari pasangan Karsid Kartawiradji dan Siyem.
BACA JUGA:
Ia lahir di keluarga yang sederhana, bahkan jauh dari kalangan militer. Orang tua Soedirman dulunya merupakan pedagang dan kemudian bekerja untuk asisten wadana Rembang yakni Raden Tjokrosunaryo.
Raden Tjokrosunaryo yang kala itu tak memiliki anak akhirnya mengadopsi Soedirman dan memberikan nama tersebut padanya. Karena itulah sebagian ada yang menyebut Soedirman memiliki gelar Raden.
Kehidupan Soedirman setelah diangkat oleh Raden Tjokrosunaryo bisa dibilang cukup berada. Ia sempat mengenyam pendidikan dasar dari ayah angkatnya dan kerap mengaji di surau. Selain itu, Soedirman juga mendapat kesempatan sekolah formal di HIS (Hollandsch Inlandsche School) di Cilacap.
Pada masa kolonial Belanda, Soedirman masih belum dikenal sebagai pejuang. Ia fokus dalam belajar dan berorganisasi. Baru pada saat Jepang mulai menginvasi Tanah Air, Soedirman dipercaya untuk menjadi bagian dari pasukan Pembela Tanah Air (PETA).
Ia pun sempat menjalani pelatihan di Bogor sebagai Angkatan II. Dengan potensinya, Soedirman akhirnya diangkat sebagai komandan dan bertugas di Batalyon Kroya, Jawa Tengah, dengan persenjataan lengkap.
Karirnya terus menanjak hingga ia menjadi ketua Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Letnan Kolonel Komandan Resimen I Divisi I Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Karesidenan Banyumas.
Setelah Indonesia merdeka, Soedirman naik jabatan sebagai seorang Jenderal Panglima Tertinggi TKR dan Panglima Besar TKR. Lalu pada agresi militer Belanda II digencarkan, Soedirman langsung bergerak karena memang keberatan dengan persetujuan gencatan senjata. Dia pun melakukan perlawanan secara bergerilya.
Perang gerilya tersebut terjadi selama tujuh bulan dengan menempuh rute sejauh 100 km. Padahal saat itu Jenderal Soedirman tengah mengidap penyakit TBC dan dengan tersisa satu paru-parunya yang berfungsi. Kendati demikian, ia tetap memimpin perlawanan meski dengan cara ditandu.
Setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Jenderal Soedirman akhirnya pindah ke Magelang untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun, satu bulan setelahnya sang Jenderal pun pergi untuk selamanya.
Demikian sekelumit kisah menguak siapakah nama Bapak Tentara Nasional Indonesia?
(Hafid Fuad)