Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Misteri Sandi Gerakan Politik PKI dari Senam Revolusioner hingga Ibu Pertiwi Hamil Tua

Solichan Arif , Jurnalis-Minggu, 24 September 2023 |15:54 WIB
 Misteri Sandi Gerakan Politik PKI dari Senam Revolusioner hingga Ibu Pertiwi Hamil Tua
Illustrasi (foto: dok Okezone)
A
A
A

Di depan pimpinan Ansor dan PBNU Subandrio terang-terangan mengatakan Ansor NU tidak akan mampu melawan orang-orang PKI karena PKI menguasai intelijen. Ia justru meminta Ansor NU ikut menjaga ketenangan dan tidak terlalu agresif menghadapi PKI.

“Di bidang intelijen saudara-saudara kalah dengan PKI. Orang PKI tahu di mana saudara sekarang sedang berada. Bahkan tahu di mana Pak Idham Chalid (Ketua PBNU) dan tokoh-tokoh lainnya berada. Tetapi saudara dan tokoh NU tidak tahu di mana DN Aidit berada. Saudara harus mengerti hal ini,” kata Subandrio seperti dikutip dari buku Benturan NU PKI 1948-1965 (2013).

Kebijakan intelijen Subandrio juga banyak memojokkan Angkatan Darat. Isu Dewan Jenderal, yakni terkait adanya sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat yang tidak loyal kepada Presiden Soekarno atau Bung Karno, juga datang darinya.

Selain istilah Senam Revolusioner, menjelang peristiwa 30 September 1965, juga muncul ungkapan Ibu Pertiwi sudah Hamil Tua. Ungkapan itu pertama kali datang dari anggota CC PKI Anwar Sanusi.

Di tengah situasi krisis ekonomi dan politik tanah air, pernyataan Ibu Pertiwi sudah hamil tua itu dilontarkan berkali-kali oleh para tokoh PKI. Para lawan-lawan PKI menangkap pernyataan itu sebagai sebuah sandi gerakan politik.

“Ibu Pertiwi sudah hamil tua, yang akan segera melahirkan satu kekuatan baru”.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement