Namun, saat tengah mendampingi Ibu Tien yang akan segera masuk heli, tusuk konde yang digunakan oleh Ibu Tien tiba-tiba tersenggol pintu dan kemudian terjatuh.
Melihat hal itu, spontan sang pilot dengan sigap berusaha mengambil tusuk konde tersebut. Belum sampai ia menggapai tusuk konde Ibu Tien, para pengawal ibu negara tersebut justru menampar sang pilot dan menghardiknya.
Meski terkejut dengan reaksi para paspampres, pilot tersebut lebih memilih untuk diam. Ia pun segera menyadari jika untuk mengambil tusuk konde Ibu Tien tidak bisa sembarangan.
Pasalnya, pengawal yang mengambil tusuk konde tersebut seperti melakukan ritual, yakni dengan menyembahnya terlebih dahulu sambil komat-kamit. Barulah dengan takzim menyerahkannya kepada Ibu Tien.
Tusuk konde Ibu Tien dianggap sebagai salah satu sumber kewibawaan dan pamor Soeharto. Sehingga ketika Ibu Tien wafat pada 1996, secara perlahan pamor dan wibawa Soeharto surut. Puncaknya adalah ia lengser pada Mei 1998.
Demikian kisah mengenai gara-gara tusuk konde jatuh, seorang pilot ditempeleng pengawal ibu Tien Soeharto.
(Hafid Fuad)