2. Tribhuwanatunggadewi dari Kerajaan Majapahit
Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah penguasa ketiga dan Rajaputri/Ratu Majapahit yang memerintah tahun 1328–1351. Dia adalah adik tiri Prabu Jayanegara. Dari prasasti Singasari (1351) diketahui gelar abhisekanya ialah Sri Tribhuwana Wijayatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.
Menurut Nagarakretagama, Tribhuwana yang merupakan putri Raden Wijaya naik takhta atas perintah ibunya Gayatri (Rajapatni) tahun 1329 menggantikan Jayanagara yang meninggal tahun 1328. Ketika Gayatri meninggal dunia tahun 1350, pemerintahan Tribhuwana pun berakhir pula.
Berita tersebut menimbulkan kesan bahwa Tribhuwana naik takhta mewakili Gayatri. Meskipun Gayatri hanyalah putri bungsu Kertanagara, tetapi ia satu-satunya yang masih hidup di antara istri-istri Raden Wijaya sehingga ia dapat mewarisi takhta Jayanagara yang meninggal tanpa keturunan. Tetapi saat itu Gayatri telah menjadi pendeta Buddha, sehingga pemerintahannya pun diwakili putrinya, yaitu Tribhuwana Tunggadewi.
Pemerintahan Tribhuwana terkenal sebagai masa perluasan wilayah/ekspansi Majapahit ke segala arah yang dipimpin oleh Gajah Mada sebagai pelaksanaan Sumpah Palapa. Pada tahun 1343, Majapahit mengirim 'Arya Damar' mengalahkan raja Kerajaan Pejeng, Dalem Bedahulu, dan kemudian seluruh Bali.
Pada tahun 1347, 'Adityawarman' yang masih keturunan Melayu dikirim untuk menaklukkan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Malayu. Ia kemudian menjadi uparaja (raja bawahan) Majapahit sebagai penguasa di seluruh wilayah Sumatra.
Perluasan Majapahit dilanjutkan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, di mana wilayahnya hingga mencapai Lamuri di ujung barat sampai Wanin di ujung timur.