Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

4 Perempuan Hebat yang Jadi Raja Terkuat di Nusantara

Awaludin , Jurnalis-Kamis, 09 November 2023 |16:46 WIB
 4 Perempuan Hebat yang Jadi Raja Terkuat di Nusantara
Illustrasi Ratu Shima (foto: Youtube Wongcurahjati)
A
A
A

PADA zaman dahulu kerajaan di Nusantara dipimpin oleh raja-raja hebat, seperti Majapahit dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk. Namanya pun dikenang karena berhasil memimpin dengan baik.

Namun, tak hanya raja pria saja, dalam dalam tradisi kerajaan di Nusantara, ratu perempuan bukan sesuatu yang baru, para perempuan ini berhasil memimpin kerajaannya dengan tegas hingga terlibat peperangan.

Okezone, mencoba merangkum empat ratu yang dikenal berhasil memimpin kerajaan hingga ketegasan terhadap rakyatnya. Empat ratu yang memimpin kerajaan yang dikutip dari situs Kemdikbud hingga wikipedia:


1. Ratu Shima dari Kerajaan Kaliŋga

Shima adalah ratu penguasa Kerajaan Kalingga yang terletak di Jawa tengah bagian utara sekitar tahun (674-695) M. Beliau merupakan istri Raja Kartikeyasinga yang menjadi raja Kalingga (648 - 674) M. Ketika suaminya, Raja Kartikeyasinga meninggal, Sang Ratu naik tahta Kerajaan Kalingga dengan gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara.

Sang Ratu Shima, dalam pemerintahannya, Kerajaan Kalingga aman karena beraliansi dengan Kerajaan Sunda dan Galuh. Terutama karena sikap tegas dan dia sangat dicintai rakyatnya. Sang Ratu menerapkan hukum yang keras dan tegas untuk memberantas pencurian dan kejahatan, serta untuk mendorong agar rakyatnya senantiasa jujur. Tradisi mengisahkan seorang raja asing yang meletakkan kantung berisi emas di tengah-tengah persimpangan jalan dekat alun-alun ibu kota Kalingga.

Raja asing ini melakukan hal itu karena ia mendengar kabar tentang kejujuran rakyat Kalingga dan berniat menguji kebenaran kabar itu. Tidak seorang pun berani menyentuh kantung yang bukan miliknya itu, hingga suatu hari tiga tahun kemudian, seorang putra Shima, sang putra mahkota secara tidak sengaja menyentuh kantung itu dengan kakinya. Mulanya Sang Ratu menjatuhkan hukuman mati untuk putranya, akan tetapi para pejabat dan menteri kerajaan memohon agar Sang Ratu mengurungkan niatnya itu dan mengampuni sang pangeran. Karena kaki sang pangeran yang menyentuh barang yang bukan miliknya itu, maka Ratu menjatuhkan hukuman memotong kaki sang pangeran.

Masa kepemimpinan Ratu Shima menjadi masa keemasan bagi Kalingga sehingga membuat Raja-raja dari kerajaan lain segan, hormat, kagum sekaligus penasaran. Masa-masa itu adalah masa keemasan bagi perkembangan kebudayaan apapun. Agama Budha juga berkembang secara harmonis, sehingga wilayah di sekitar kerajaan Ratu Shima juga sering disebut Di Hyang (tempat bersatunya dua kepercayaan Hindu Budha).

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement