JAKARTA - Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi) dan Pepadi menggelar pertunjukkan wayang dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional 2023 di Gedung Pewayangan Kautaman Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi), Marsekal Madya TNI (Purn) FH. Bambang Sulistyo, mengatakan, nilai-Nilai yang terkandung pada budaya wayang dapat menjadi jembatan bagi pembangunan kemanusiaan.
“Humanity being a human (Memanusiakan Manusia) menjadi kata kunci dalam membangun peradaban dunia,” ujarnya dikutip, Senin (13/11/2023).
Budaya wayang memiliki relevansi terhadap nilai kemanusiaan yang strategis untuk digunakan dalam pembelajaran sejarah berbasis nilai.
“Sehingga masyarakat memiliki pijakan ideal dalam merespon berbagai perubahan budaya dunia yang semakin masif,” ujar mantan Kepala Basarnas tersebut.
Oleh karena itu, lanjut Bambang, seluruh sumber potensi dan kekuatan pewayangan di Indonesia perlu dioptimalkan perannya.
“Ini sebagai pertanggung jawaban pengakuan UNESCO terhadap wayang Indonesia sebagai a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, di kantor Pusat UNESCO Paris, Perancis, 7 November 2003. Sekaligus sebagai upaya membangun kekuatan ‘soft power’ Indonesia di bidang budaya wayang,” tegasnya.
Peringatan HWN tahun 2023 ini sekaligus dijadikan momentum penyelenggaraan “Living Intangible Cultural Heritage Forum For Wayang Puppet Theater in Indonesia (Living ICH Forum) Ke-III.
Living ICH Forum Forum Ke-III untuk pertama kalinya digelar di Indonesia tahun 2021 bersamaan dengan dirilisnya ‘Rumah Wayang Dunia.’
Hal ini sesuai mandat rapat Intangible Cultural Heritage (ICH) NGO’s Forum UNESCO, tanggal 11 Desember 2019, saat Sidang Ke-14 Komite Antar Pemerintah tentang Implementasi Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda, di Bogota, Kolombia, tanggal 9 – 14 Desember 2019.
Tema besar proram Living ICH Forum Ke-3 ini, ‘Actuating the Living Intangible Cultural Heritage Values of Wayang Indonesia as a Bridge Building of Humanity.’
“Penting kiranya program Living ICH Forum ini ditingkatkan kualitasnya. Melalui kerjasama antara lembaga Pemerintah sebagai penentu kebijakan dengan Senawangi, lembaga swasta dan para stakeholder dunia pewayangan di Indonesia,” tutup Bambang.
Peringatan Hari Wayang Nasional Ke-V dan Living ICH Forum Ke-III Tahun 2023 ditandai dengan berbagai atraksi pergelaran wayang dari berbagai Negara.
Ketua Bidang Hubungan Internasional, sekaligus Ketua Panitia Livung ICH Forum 2023, Nurrachman Oerip, mengatakan,sejalan dengan harapan agar Indonesia dapat menjadi rumah wayang dunia.
Indonesia, kata Nurrachman Oerip, telah melakukan berbagai langkah dan tahapan menjadi tuan rumah Festival Wayang Dunia.
“Kami terus mengerahkan seluruh potensi. Memanfaatkan segala daya upaya, kekuatan seni dan budaya Indonesia, khususnya wayang Indonesia bagi terbangunnya fondasi kokoh arsitektur Indonesia sebagai ‘Rumah Wayang Dunia,” ujarnya.
Kegiatan kata dia dibagi dalam tiga komponen, yaitu; diskusi, atraksi dan ekskursi. Melibatkan peserta dari manca Negara baik secara daring maupun luring. Seminar dan diskusi juga diikuti oleh civitas akademika, dan sejumlah perguruan tinggi se-Jabodetabek
“Ada juga atraksi spektakuler untuk pertama kalinya di Indonesia, yaitu; melukis tercepat, terpanjang yaitu 15 meter dalam waktu 12 jam. Merepresentasikan lakon Banjaran BIMA yang akan digelar Rabu (8/11),” tandas Nurrachman.
Sekadar diketahui, acara peringatan Hari Wayang Nasional (HWN) Ke-V & Living Intangible Cultural Heritage Forum For Wayang Puppet Theater in Indonesia (Living ICH Forum) ke-III dibuka oleh Wakil Ketua komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih.
Acara ini juga bertepatan dengan UNESCO yang mengakui wayang Indonesia sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, yang ditetapkan di Paris, Prancis.
Acara tersebut menghadirkan Dalang Ki Kukuh Bayu Aji yang memainkan wayang kulit dengan lakon Senopati Pinilih saat perayaan Hari Wayang Nasional.
Sambutan tertulis juga disampaikan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, yang diwakili oleh Inspektur Jenderal TNI, Letnan Jenderal (Mar) Suhartono.
(Fahmi Firdaus )