GUS Yahya dalam ‘Terong Gosong’ menceritakan bahwa Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah presiden paling sembarangan soal keamanan pribadi.
Padahal, Apapun langkah yang diperbuat presiden, protokoler tetap harus dijalankan. Meskipun harus rela diatur-atur oleh Paspampres.
Melansir situs nu.or.id, dalam kunjungan ke Aceh yang waktu itu masih gawat, penanggung jawab keamanan dari TNI mendesak Presiden Gus Dur untuk mengenakan rompi anti-peluru.
BACA JUGA:
Setia pada norma protokoler, Presiden Gus Dur pun mematuhi.
"Tapi, manusia bebas seperti Gus Dur, tak betah diatur-atur,” kata Mohamad Sobary, karib Gus Dur.
Ketika berpidato di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Gus Dur malah “mengadu” kepada ribuan massa rakyat yang hadir.

Humor Gus Dur: Di Akhirat, Fasilitas Sopir Metro Mini Lebih Mewah Ketimbang Juru Dakwah
“Saya ini disuruh-suruh pakai rompi anti peluru. Saya sih nurut saja, karena tuntutan protokoler dan menghargai maksud baik teman-teman dari TNI. Jadi, di balik baju batik ini ada rompi anti peluru,” ucap Gus Dur terang-terangan.