JAYAPURA - Sebanyak 6 prajurit dari Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) gugur di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, akibat diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri meminta anggota Polri tidak terpancing dengan gangguan KKB karena berisiko. Berikut faktanya, sebagaimana dirangkum pada Sabtu (2/12/2023) :
1. Berisiko
Irjen Mathius Fakhiri meminta jajarannya tidak mengejar KKB teroris karena berisiko. Hal itu lantaran jarak Distrik Paro jauh.
"Jarak dari Distrik Paro dan Distrik Kenyam sangat jauh sehingga kami minta para Kapolres tidak perlu mengejar KKB karena itu akan sangat berisiko," katanya di Jayapura, Jumat (12/1/2023).
2. Pos Tidak Diserang
Fakhiri menyebut, kasus penembakan oleh KKB terhadap Pos TNI di Distrik Paro yang mengakibatkan dua anggota TNI meninggal saat itu bukan diserang, melainkan terjadi gangguan.
"Jika dikatakan bahwa Pos TNI diserang sebenarnya tidak, tapi terjadi gangguan," ujarnya.
3. Tingkatkan Keamanan
Karena itu, pihaknya mengimbau aparat keamanan tidak terpancing dan tetap berjaga dan memastikan gangguan dari KKB Papua tidak terulang kembali.
"Untuk itu semua anggota harus meningkatkan pengamanan agar gangguan dari KKB bisa ditekan," katanya.
Breaking News! 2 Prajurit Kostrad Gugur Ditembak KKB di Nduga, Total 6 Anggota TNI Jadi Korban
4. KKB Ditangkap
Dia menambahkan pihaknya tetap mengambil langkah-langkah penegakan hukum. Diharapkan anggota Polri maupun TNI yang bertugas di wilayah itu bisa menangkap anggota KKB termasuk jaringan dari kelompok yang berseberangan dengan paham NKRI.
"Karena memang sudah banyak anggota KKB yang ditangkap sehingga diharapkan ini bisa dikembangkan supaya ke depan semua jaringan mereka bisa diketahui," tuturnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)