Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sejarah dan Asal Usul Cideng yang Bermakna Sungai Berwarna Hitam

Rahma Atridayana Dwanti , Jurnalis-Rabu, 27 Desember 2023 |16:22 WIB
Sejarah dan Asal Usul Cideng yang Bermakna Sungai Berwarna Hitam
Kali Cideng, Jakarta Pusat (Foto: Dok MPI)
A
A
A

JAKARTA - Cideng, sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan peristiwa bersejarah. Nama ini bukanlah sekadar identitas geografis, melainkan cerminan dari jejak perjalanan waktu yang membentuk karakter uniknya.

Bagaimana tempat ini menjadi saksi bisu perkembangan kota Jakarta, berikut sejarah dan asal usul Cideng:

Sejarah dan Asal Usul Cideng

Nama Cideng memiliki akar dari bahasa Sunda. Ci dalam bahasa Sunda berarti sungai atau air, sedangkan deng diambil dari kata hideung yang artinya hitam. Sejarah nama Cideng bermula dari sungai di daerah tersebut, yang airnya memiliki warna hitam khas.

Sampai saat ini, Cideng menjadi nama yang melekat kuat dan dikenal oleh masyarakat sebagai bagian integral dari Jakarta.

Selama masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda (1942–1945), Cideng memiliki peran yang menarik dalam sejarah. Tempat ini digunakan sebagai kamp pertahanan untuk sipil Eropa.

Jejak masa ini masih terlihat dalam berbagai sisa-sisa bangunan dan struktur yang bertahan hingga kini. Cideng menjadi saksi bisu dari peristiwa-peristiwa bersejarah yang melibatkan berbagai pihak di tengah situasi yang sulit pada saat itu.

Batas Wilayah Kelurahan Cideng

Cideng, meskipun terletak di tengah kota metropolitan yang modern, tetap mempertahankan karakteristiknya sebagai kelurahan dengan batas wilayah yang jelas. Secara geografis, Cideng dibatasi oleh beberapa wilayah tetangga.

Di sebelah utara, Cideng berbatasan dengan Duri Pulo. Di sebelah timur, wilayah ini bertemu dengan Petojo Selatan. Sementara itu, di sebelah selatan, Cideng berdekatan dengan Petamburan. Di sebelah barat, Cideng berbatasan dengan Tomang, Jakarta Barat.

Peran Strategis Cideng dalam Perkembangan Kota Jakarta

Sebagai bagian dari Jakarta Pusat, Cideng memiliki peran strategis dalam perkembangan kota ini. Seiring waktu, kelurahan ini menjadi pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Warisan kolonial Belanda masih terlihat dalam arsitektur bangunan tua yang tersebar di sekitar Cideng.

Bangunan-bangunan ini menyimpan kisah masa lalu dan memberikan ciri khas tersendiri bagi daerah ini. Masyarakat Cideng memiliki peran yang signifikan dalam membentuk identitas daerah ini. Kearifan lokal, tradisi, dan budaya Betawi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Cideng.

Pusat-pusat kegiatan ekonomi, seperti pasar tradisional, menjadi titik penting tempat masyarakat berinteraksi dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Dalam menghadapi perkembangan modern, Cideng tidak lepas dari tantangan.

Pembangunan kota yang pesat, urbanisasi, dan perubahan sosial dapat mengancam keberlanjutan nilai-nilai sejarah di daerah ini. Oleh karena itu, upaya pelestarian menjadi sangat penting. Pemeliharaan bangunan bersejarah, penyelenggaraan acara budaya, dan peran aktif masyarakat dapat membantu menjaga warisan berharga ini agar tetap hidup dalam ingatan dan hati masyarakat.

Itulah sejarah dan asal usul Cideng, dengan sejarahnya yang kaya dan nama yang sarat makna, bukan hanya suatu tempat di peta kota Jakarta. Ia adalah cerminan dari perjalanan panjang sebuah kelurahan yang mempertahankan identitasnya di tengah gemerlapnya Ibu Kota.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement