Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gelombang Misinformasi Perubahan Iklim Berseliweran di YouTube, Promosikan Penyangkalan

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 17 Januari 2024 |13:42 WIB
Gelombang Misinformasi Perubahan Iklim Berseliweran di YouTube, Promosikan Penyangkalan
Gelombang misinformasi perubahan iklim berseliweran di YouTube (Foto: Ilustrasi/NASA Climate Change)
A
A
A

Imran Ahmed, CEO dan pendiri CCDH, mengatakan bahwa laporan tersebut dalam beberapa hal merupakan kisah sukses.

“Gerakan iklim telah memenangkan argumen bahwa perubahan iklim itu nyata dan merusak ekosistem planet kita,” katanya kepada CNN. Ketika dampak krisis iklim – mulai dari gelombang panas hingga badai dahsyat – berdampak pada populasi global yang lebih luas, narasi yang menyangkal adanya perubahan iklim menjadi kurang efektif.

Namun, ini juga merupakan peringatan besar. “Sekarang mayoritas orang mengakui penolakan iklim sebagai hal yang kontrafaktual dan didiskreditkan, para penyangkal iklim dengan sinis menyimpulkan bahwa satu-satunya cara untuk menggagalkan aksi iklim adalah dengan memberi tahu masyarakat bahwa solusi tersebut tidak berhasil,” ungkapnya.

“Penolakan iklim yang baru ini juga sama berbahayanya, dan hal ini dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap opini publik mengenai aksi iklim selama beberapa dekade mendatang,” lanjutnya.

Menurut CCDH, hal ini sangat mengkhawatirkan karena demografi anak muda tertarik pada YouTube. Survei yang dilakukan pada bulan Desember oleh Pew Research Center menemukan bahwa YouTube adalah platform media sosial yang paling banyak digunakan oleh anak-anak berusia 13 hingga 17 tahun, dan digunakan oleh sekitar sembilan dari 10 dari mereka.

Pergeseran taktik untuk melemahkan aksi iklim juga dapat membantu para pembuat konten menyiasati kebijakan YouTube yang melarang mereka menghasilkan uang dari konten yang menolak perubahan iklim.

Pada 2021, perusahaan tersebut melarang iklan yang memuat konten yang bertentangan dengan konsensus ilmiah yang sudah mapan mengenai keberadaan dan penyebab perubahan iklim.

Namun menurut perhitungan CCDH, YouTube berpotensi menghasilkan hingga 13,4 juta per tahun dari iklan di video yang menurut laporan mengandung penolakan iklim, termasuk iklan dari perusahaan pakaian olahraga terkemuka, hotel, dan organisasi nirlaba internasional.

“Tidak banyak perusahaan yang akan senang melihat iklan mereka muncul di samping konten yang jelas-jelas menolak perubahan iklim,” ujar Ahmed.

“Dan saya membayangkan mereka akan marah ketika mengetahui bahwa mereka secara tidak sengaja mendanai konten penolakan iklim,” pungkasnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement