Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kebocoran Gas Metana Terburuk dalam Sejarah, Berlangsung Selama Berbulan-bulan di Sumur Terpencil

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 16 Februari 2024 |17:33 WIB
Kebocoran Gas Metana Terburuk dalam Sejarah, Berlangsung Selama Berbulan-bulan di Sumur Terpencil
Keborocan gas metana terburuk dalam sejarah terjadi selama berbulan-bulan di sebuah sumur terpencil (Foto: Instagram/Departemen Ekologi Mangystau)
A
A
A

KAZAKHSTAN - Salah satu kebocoran gas metana terburuk yang pernah tercatat dalam sejarah terjadi tahun lalu di sebuah sumur terpencil di Kazakhstan. Hal ini terungkap berdasarkan analisis baru yang dibagikan kepada BBC Verify.

Diperkirakan 127.000 ton gas keluar ketika ledakan memicu kebakaran yang berkobar selama lebih dari enam bulan.

Metana merupakan gas rumah kaca yang jauh lebih kuat dibandingkan karbon dioksida.

Buzachi Neft, perusahaan pemilik sumur tersebut, menyangkal kebocoran metana dalam jumlah besar.

Menurut Kalkulator Kesetaraan Gas Rumah Kaca dari Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (AS), dampak lingkungan dari kebocoran tersebut sebanding dengan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan lebih dari 717.000 mobil berbahan bakar bensin dalam setahun.

“Besaran dan durasi kebocoran sungguh tidak biasa,” kata Manfredi Caltagirone, Kepala Observatorium Emisi Metana Internasional Perserikatan Bangsa-Banga (PBB), dikutip BBC. “Ini sangat besar,” lanjutnya.

Kebocoran bermula pada 9 Juni 2023, ketika dilaporkan terjadi ledakan saat pengeboran di sumur eksplorasi di wilayah Mangistau, barat daya Kazakhstan. Ledakan ini memicu kebakaran yang terus berkobar hingga akhir tahun.

Sumur tersebut baru dapat dikendalikan pada 25 Desember 2023. Pihak berwenang setempat mengatakan kepada BBC bahwa pekerjaan saat ini sedang dilakukan untuk menutup sumur tersebut dengan semen.

Gas alam terutama terbuat dari metana, gas yang transparan bagi mata manusia. Namun, ketika sinar matahari melewati awan metana, hal itu menciptakan sidik jari unik yang dapat dilacak oleh beberapa satelit.

Kebocoran metana ini pertama kali diselidiki oleh perusahaan geoanalitik Perancis, Kayrros. Analisis mereka kini telah diverifikasi oleh Institut Penelitian Luar Angkasa Belanda dan Universitas Politeknik Valencia, di Spanyol.

Melihat data satelit, para ilmuwan menemukan konsentrasi metana yang tinggi terlihat pada 115 kesempatan terpisah antara Juni dan Desember 2023.

Berdasarkan pembacaan tersebut, Tthey menyimpulkan bahwa 127.000 ton metana keluar dari sumur tunggal ini.

Hal ini bisa menjadikannya kebocoran metana buatan manusia terburuk kedua yang pernah tercatat.

Luis Guanter dari Universitas Politeknik Valencia, yang membantu memverifikasi kebocoran tersebut, mengatakan hanya sabotase Nord Stream yang mungkin menyebabkan kebocoran yang lebih parah.

Pada September 2022, ledakan bawah air merobek dua pipa yang membawa gas Rusia ke Jerman yakni Nord Stream 1 dan 2, melepaskan hingga 230.000 ton metana ke atmosfer.

Menurut Badan Energi Internasional, metana bertanggung jawab atas sekitar 30% kenaikan suhu global sejak Revolusi Industri.

Meskipun pembacaan satelit dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti tutupan awan, namun para ilmuwan mengatakan mereka sangat yakin bahwa sejumlah besar metana keluar dari sumur tersebut.

“Kami mendeteksi gumpalan metana dari lima instrumen satelit sensitif metana yang berbeda,” kata Guanter.

“Masing-masing instrumen mengukur metana dengan cara tertentu, namun kami memperoleh pengukuran yang sangat konsisten dari semuanya,” lanjutnya.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Ekologi di wilayah Mangistau mengonfirmasi bahwa konsentrasi metana di udara melebihi batas legal pada 10 kesempatan terpisah antara 9 Juni dan 21 September.

Dilaporkan bahwa beberapa jam setelah ledakan awal, tingkat metana di udara 50 kali lebih tinggi dari yang diperbolehkan.

Namun Buzachi Neft, perusahaan Kazakstan yang memiliki sumur tersebut, membantah dugaan kebocoran metana dalam jumlah besar.

Perusahaan tersebut mengatakan sumurnya hanya berisi gas dalam jumlah yang dapat diabaikan, dan gas metana yang bocor akan terbakar saat keluar dari lubang bor.

Mereka juga meyakini hanya uap air yang bocor ke atmosfer, sehingga membentuk gumpalan putih besar yang terlihat dari luar angkasa.

"Kami telah menangani situasi ini secara bertanggung jawab," kata Wakil direktur pengembangan strategis perusahaan, Daniyar Duisembayev, kepada BBC.

Penelitian eksternal yang dilakukan oleh Buzachi Neft, yang aksesnya tidak diberikan kepada BBC, diduga menimbulkan keraguan terhadap temuan Kayrros.

Menurut perusahaan tersebut, hal ini menunjukkan bahwa satelit mungkin salah mengira gas lain di atmosfer seperti uap air sebagai metana, dan para ilmuwan tidak memperhitungkan metana yang sudah ada di udara sebelum ledakan terjadi.

Namun tim yang terlibat dalam verifikasi penyelidikan awal Kayrros terhadap kebocoran tersebut menyangkal hal ini.

“Kami telah menguji potensi efek uap air atau asap, dan kami tidak menemukan sinyal apa pun yang berinteraksi dengan pengukuran kami,” kata Guanter dari Universitas Politeknik Valencia.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement