ISRAEL - Pelabuhan Eilat Israel menyatakan kebangkrutannya setelah delapan bulan tidak beroperasi dalam aktivitas komersial dan penghentian penerimaan kapal dan kontainer. Terutama yang berasal dari pasar negara-negara Asia yang membawa serta kebutuhan perekonomian dan sektor industrinya.
Alasan utamanya adalah serangan berturut-turut yang dilancarkan oleh kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah dan Laut Arab, serta penargetan kapal-kapal dari negara-negara yang mendukung Pendudukan dalam perang genosida yang dilancarkan terhadap rakyat Gaza, terutama kapal Amerika dan Inggris.
Menurut situs World Cargo yang melaporkan berita pelayaran global, pelabuhan Eilat telah resmi dinyatakan bangkrut karena kurangnya aktivitas komersial.
Berdasarkan data yang diberikan oleh CEO pelabuhan, Gideon Gilbert, pelabuhan tersebut belum mengalami aktivitas atau pendapatan apa pun selama delapan bulan terakhir. Selain itu, dan serangan oleh pasukan Yaman di Laut Merah menyebabkan penurunan lalu lintas pelayaran sebesar 85 persen. Penurunan tajam ini menyebabkan kerugian besar bagi pelabuhan tersebut, yang memaksa pelabuhan meminta bantuan keuangan dari pemerintah Israel untuk menutupi pengeluarannya dan menghindari penutupan permanen.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel Maariv, Schneider mencatat bahwa Ashdod adalah satu-satunya pelabuhan pemerintah dan menekankan bahwa Israel sebenarnya adalah “negara kepulauan,” dengan 99 persen barangnya tiba melalui laut.
Saree mengatakan dalam sebuah pernyataan pada saat itu bahwa anggota Ansarallah “akan menargetkan semua kapal yang menuju pelabuhan Israel di wilayah mana pun yang kami jangkau tanpa memandang kebangsaan dan tujuan mereka”
"Lebih lanjut, kelompok Yaman akan menjatuhkan sanksi komprehensif pada semua kapal milik perusahaan yang terkait dengan pelabuhan Israel, jika Israel melakukan invasi darat ke Rafah," terangnya.
Awal tahun ini, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan misi multinasional, Operation Prosperity Guardian, untuk melawan serangan Ansarallah.
(Susi Susanti)