Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Waspada! Kehamilan Usia Remaja Berisiko Tinggi Kematian

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Selasa, 30 Juli 2024 |21:08 WIB
 Waspada! Kehamilan Usia Remaja Berisiko Tinggi Kematian
Pemprov Banten gelar acara Hari Kependudukan Dunia (Foto: istimewa/Okezone)
A
A
A

SERANG - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto membuka acara Hari Kependudukan Dunia (HKD) 2024 di Kota Serang, Banten.

Dalam kesempatan itu, ia pun menggaungkan lagi perbaikan dalam pengumpulan dan analisis informasi, sekaligus untuk melakukan intropeksi tentang risiko tinggi kematian ibu pada kehamilan usia remaja.

“Apakah semua orang sudah tercakup dalam data intervensi kita, apakah pengumpulan data kita aman, apakah data yang kita miliki sudah akurat?" kata dokter Hasto, Selasa (30/7/2024).

Dokter Hasto juga menyampaikan kemajuan-kemajuan di bidang kependudukan Indonesia. Berkat konsistensi pelaksanaan program KB hampir lima dekade di Indonesia, total fertility rate (TFR) telah mencapai 2,14. Angka Kematian Ibu (AKI) menurun signifikan menjadi 189 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menurun signfikan menjadi 16,86 per 1000 kelahiran hidup. 

Ia juga menyebutkan penyebab utama kematian ibu bervariasi mulai dari faktor kesehatan sampai sosial ekonomi, perkawinan dan kehamilan usia remaja merupakan faktor risiko tinggi terhadap kematian ibu.

Pada kegiatan ini Hasto juga melakukan peninjauan layanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan (KBPP) on the spot. Sebanyak 100 akseptor mendapat pelayanan di mobil unit pelayanan (muyan) KB. Lalu ditinjau  Mobil Cinta Keluarga Peduli Stunting dan Setya Gratya mobile, serta gerai Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan bahwa pihaknya telah mengimplementasikan e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dengan sungguh-sungguh. Sehingga balita di provinsi Banten  sejumlah 870 ribu lebih sudah ditimbang dan diukur 100%.

Atas data itu, Banten telah memiliki data by name by address. "Ini best practice yang kita setiap saat akan bisa mengunjunginya (calon pengantin, anak dan ibu hamil berpotensi stunting)," ucap dia.

 

Sementara itu, lanjut dia, PKK beserta posyandu memiliki aplikasi real time untuk memantau perkembangan anak stunting. "Dengan terapi yang kita lakukan, dibuat dapur PKK  sekaligus edukasi di sana agar ibu-ibu muda punya kemampuan dalam rangka menyuguhkan gizi pada anak," ujar Al Muktabar.

Acara Hari Kependudukan Dunia (HKD) 2024 bekerja sama dengan United Nation Population Fund (UNFPA) dan Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan tema "Menyatukan Kekuatan Data Inklusif Menuju Masa Depan yang Tangguh dan Adil Untuk Semua".

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mengadvokasikan ketersediaan data yang dapat diandalkan dan inklusif untuk memastikan pembangunan yang tidak meninggalkan siapa pun.

Perayaan gabungan HKD nasional ini merupakan kolaborasi tahunan antara BKKBN dan UNFPA untuk merayakan kemajuan, merefleksikan tantangan dan pembelajaran, serta memperkuat komitmen bersama untuk mengatasi masalah kependudukan yang mendesak. Tahun ini diselenggarakan pada di Kota Serang, Banten, Senin 29 Juli 2024.

Hadir pada kesempatan ini UNFPA Indonesia Representative, Hassan Mohtashami menyampaikan bahwa HKD 2024 digelar dengan fokus pada kekuatan data inklusif untuk membangun masa depan yang tangguh dan adil untuk semua.

"HKD 2024 adalah seruan untuk bertindak untuk memastikan sistem data memperhitungkan seluruh keragaman manusia. Sehingga setiap orang tercatat, dapat menggunakan hak-hak mereka, dan mencapai potensi penuh, di dunia yang semakin tidak dapat diprediksi, data kependudukan yang dapat diandalkan menjadi sangat penting, dan harus digunakan untuk menjangkau dan menanggapi kebutuhan mereka yang tertinggal," imbuhnya.

Hassan juga menyampaikan hasil penelitian UNFPA yang menunjukkan bahwa di 25 negara, perempuan yang paling terpinggirkan hanya mendapat sedikit manfaat dari perbaikan layanan kesehatan, dengan hambatan etnis memainkan peran penting. Hanya sedikit negara yang mampu menangkap data seperti ini. 

Sementara di kawasan Amerika, hanya empat dari 35 negara yang mengidentifikasi ras atau etnis perempuan yang meninggal saat hamil atau melahirkan, dan hanya 11 negara yang mengumpulkan data kesehatan ibu yang dipilah berdasarkan ras. Dari 80 negara yang diteliti dalam makalah tahun 2018, hanya 16 negara yang memiliki data tentang kesehatan ibu perempuan adat.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement