Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lewat Kesenian, Pemerintah Angkat Pamor Budaya Lokal dari Kepunahan 

Isnaini dan Arief Setyadi , Jurnalis-Minggu, 04 Agustus 2024 |22:18 WIB
Lewat Kesenian, Pemerintah Angkat Pamor Budaya Lokal dari Kepunahan 
Pemerintah angkat pamor budaya lokal (Foto: Ist/Dok)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mengangkat budaya lokal masyarakat. Salah satunya melalui pertunjukan kesenian, seperti dengan menggelar Festival Keris Siginjai di Jambi.

Menurut Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Restu Gunawan, bukan hanya kesenian, dalam rangkaian Festival Keris Siginjai terdapat berbagai kegiatan menarik. Di antaranya, menampilkan UMKM kerajinan masyarakat dan menyambangi Candi Solok Sipin yang memiliki nilai arkeologis penting, khususnya bagi Jambi.

Perjalanan panjang peradaban Melayu Jambi, kata Restu, menjadi entitas kultural yang diteguhkan dengan adanya Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari. Menurutnya, DAS Batanghari menjadi saksi berbagai peninggalan kuno seperti situs percandian, seperti Candi Solok Sipin.

"Keberadaan struktur Candi Solok Sipin menandakan keberlanjutan pemanfaatan lokasi pemukiman yang sama dari masa Melayu kuno hingga masa Kesultanan Jambi dan terus berlanjut hingga kini,” ujarnya dalam siaran persnya, dikutip Minggu (4/8/2024).

Pada malam puncak Festival Keris Siginjai, Sabtu, 3 Agustus 2024, berbagai pertunjukan disuguhkan, seperti penampilan teater hasil inkubasi pemuda-pemudi Jambi. Bakat dan kreativitas generasi muda ditonjolkan dalam menghidupkan kembali cerita budaya lokal.

Kegiatan tersebut memang memiliki tujuan membina dan mengembangkan bakat seni generasi muda sekaligus mempromosikan dan melestarikan budaya lokal. Adapun Festival Keris Siginjai adalah salah satu dari 12 festival budaya Kenduri Swarnabhumi.

Masyarakat dikenalkan terhadap sejarah dan peradaban yang terbentuk karena Sungai Batanghari. Misalnya, Candi Solok Sipin yang menjadi peninggalan warisan budaya yang berada di Kota Jambi. Para pemuda dan pemudi juga dilibatkan dalam kegiatan ini.

 

Wise Azizah, Koreografer Tari Kolosal Keris Siginjai mengungkapkan pengalamannya inkubasi
kepada 22 penari kolosal Keris Siginjai. Para penari berlatih intensif dengan fokus pada pengembangan teknik tari dan pemahaman mendalam tentang sejarah Keris Siginjai.

"Melalui kolaborasi ini, kami berhasil menciptakan sebuah pergelaran yang tidak hanya
indah secara visual tetapi juga kaya akan makna sejarah," ujarnya.

Ditambahkan Muhammad Syawaly Arsy yang ikut inkubasi, bahwa selama setiap gerakan yang dipelajari memiliki cerita tersendiri. "Pementasan di malam puncak ini adalah puncak dari segala usaha dan latihan keras kami. Saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari tim ini dan berkontribusi dalam melestarikan budaya Jambi,” katanya.

Festival tersebut juga menyajikan Telusur Jejak Leluhur sebuah kolosal yang mengisahkan perjalanan sejarah dan budaya Jambi. Menurut Ichalago, Koreografer Teater Lokal Telusur Jejak Leluhur, Ichalago, kegiatan tersebut merupakan upaya menghidupkan sejarah Jambi melalui DAS Batanghari. Setidaknya ada 150 siswa-siswi yang digembleng selama satu bulan lebih. 

"Kami melibatkan generasi muda untuk mengenal dan mencintai warisan budaya mereka. Ini bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang pendidikan dan pelestarian nilai-nilai luhur yang ada di Jambi,” pungkasnnya.
 

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement