DHAKA - Peraih Nobel perdamaian Muhammad Yunus telah dilantik sebagai pemimpin sementara Bangladesh. Dia menggantikan Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina yang dilengserkan akibat protes besar mahasiswa. Yunus bersumpah untuk menegakkan, mendukung, dan melindungi konstitusi.
Pria berusia 84 tahun itu mengambil sumpah di istana presiden di Dhaka bersama lebih dari selusin anggota kabinet barunya. Dia berjanji akan melaksanakan tugasnya dengan tulus.
Ia terbang ke ibu kota, Dhaka, beberapa hari setelah Sheikh Hasina, wanita yang memerintah Bangladesh dengan tangan besi selama 15 tahun melarikan diri melintasi perbatasan ke India. Hasina mengundurkan diri sebagai perdana menteri setelah berminggu-minggu protes yang dipimpin mahasiswa yang menyebabkan ratusan orang tewas mendesak agar ia mundur.
Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa Bangladesh telah memperoleh kemerdekaan kedua saat dia menyerukan pemulihan hukum dan ketertiban di negara berpenduduk 170 juta orang itu.
Yunus meminta kaum muda negara itu untuk membantunya membangun kembali negara Asia Selatan itu. "Bangladesh bisa menjadi negara yang indah, tetapi kita telah menghancurkan kemungkinan-kemungkinannya," katanya.
"Sekarang kita harus membangun persemaian lagi, persemaian baru akan dibangun oleh mereka," tambahnya, sambil menunjuk ke arah para mahasiswa yang datang untuk menyambutnya.