Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pakuan Ibu Kota Kerajaan Sunda yang Didirikan Maharaja Tarusbawa Dilindungi Benteng Kokoh

Avirista Midaada , Jurnalis-Minggu, 01 September 2024 |06:20 WIB
Pakuan Ibu Kota Kerajaan Sunda yang Didirikan Maharaja Tarusbawa Dilindungi Benteng Kokoh
Kebun Raya Bogor. Bogor konon dulu disebut sebagai Pakuan, ibu kota Kerajaan Sunda (Okezone.com/Putra)
A
A
A

TARUMANEGARA merupakan kerajaan tertua di Jawa bagian barat atau tanah Sunda. Sebagai salah satu kerajaan besar kala itu, Tarumanegara juga melahirkan kerajaan baru hingga Pajajaran yang terkenal dengan Prabu Siliwangi-nya.

Maharaja Tarusbawa merupakan Raja terakhir Tarumanegara. Usai kejayaan Tarumanegara berakhir, Tarusbawa kemudian mendiri Kerajaan Sunda yang pusat pemerintahan dan ibu kotanya di Pakuan atau sekarang dikenal dengan Bogor.

Menurut Carita Parahiyangan, Tarusbawa konon mendirikan Pakuan sebagai kota kerajaan barunya menggantikan ibu kota lama Jayasinghapura.

"Dikatakan: "Witan ikahen rajya Tarumanagara déning Maharaja Tarusbawa makanama rajya Sunda", yang berarti Sejak Maharaja Tarusbawa menjadi raja Tarumanagara ia menggunakan nama Raja Sunda," demikian dikutip dari buku "Mencari Gerbang Pakuan".

Tarusbawa berasal dari kerajaan Sunda Sambawa demikian nama tempat ini disebut dalam Prasasti Kebantenan. Ia menggantikan mertuanya tahun 591-615 Saka (669-723 M). Pakuan adalah ibukota kerajaan Sunda yang wilayah sebelah timurnya dibatasi Citarum. Menurut Nagarakretabhumi, cucu perempuan Tarusbawa menjadi isteri Sanjaya (Maharaja Harisdhar- ma).

Tarusbawa-lah yang membantu Sanjaya merebut kem- bali takhta Galuh yang "dirampas" oleh Purbasora (716-723 M). Karena mertua Sanjaya mati muda, maka kerajaan Sunda diwariskan oleh Tarusbawa kepada Sanjaya (atas nama istrinya) dalam tahun 723 M dan sekaligus pula Sanjaya dalam tahun itu menjadi raja Galuh yang (menurut Nagarakretabhumi) didirikan tahun 519 Saka (597M ).

 

Berita lain dari kropak 406 konon ibu kota Pakuan pernah diperluas (dibeukah) oleh Maharaja Darmasiksa yang menurut Nagarakretabhumi pindah dari Saunggalah ke Pakuan dalam tahun 1109 Saka. Ia adalah keturunan ke-6 dari Sri Jayabhupati sebagaimana termaktub dalam Prasasti Cibadak berangka tahun 952 Saka, yang memerintah di Pakuan tahun 952-964 Saka.

Alhasil bisa jadi perluasan wilayah ibu kota Pakuan ini memunculkan adanya penemuan sisa parit yang konon ditemukan oleh Abraham van Riebeeck, mantan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Konon Abraham menemukan luasan ibu kota Pakuan yang pernah diperluas oleh Maharaja Darmasiksa yang dilindungi kuta atau benteng.

Laporan adanya lantai atau jalan berbatu yang sempurna di laporan ekspedisi Winkler pada tahun 1690 sejalan dengan berita dalam Carita Parahiyangan yang mengisahkan bahwa raja Tohaan di Majaya (Sang Nilakendra) yang memerintah tahun 1551-1567 M, pernah membuat taman yang diperkeras dengan batu dan balai bobot 17 jajar yang diapit oleh pintu larangan. 
 

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement