Sementara 63 orang terluka yang terdiri dari 31 orang luka berat dan 32 orang luka ringan. Jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat sebanyak 13.137 orang mengingat letusan juga merusak rumah warga radius area 7 Kilometer dari puncak gunung. Ditambah dengan adanya hujan abu yang mengguyur kawasan tersebut.
BNPB menyebutkan para pengungsi dari berbagai daerah yakni, Kecamatan Titehena 864 orang; Kecamatan Wulanggitang 1.506 orang; Kecamatan Ile Bura 177 orang; Kecamatan Demon Pagong 331 orang; Kecamatan Larantuka 672 orang. Kemudian, Kecamatan Ile Mandiri 145 orang; Pulau Adonara 91 orang; Pulau Solor: 18 orang.
Kabupaten Sikka 2.090 orang; Poslap Konga 1.825 orang; Poslap Bolang 764 orang; Poslap Lewologa 1.669 orang; Poslap Eputobi 1.046 orang; Poslap Kobasema 690 orang; Poslap Ile Gerong 394 orang; Poslap Kab. Sikka: 790 orang.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur menetapkan status tanggap darurat dengan nomor BPBD.300.2.2.5/24/BID.KL/XI/2024, Bencana Alam Erupsi Gunung api Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Status tersebut berlaku mulai 4 November sampai 31 Desember 2024.
Relokasi Pengungsi
Pemerintah menyiapkan tiga lokasi untuk merelokasi korban letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki. Setidaknya ada dua opsi skema relokasi.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, opsi pertama, relokasi terpusat, di mana pemerintah menyediakan lahan dan rumah siap huni bagi warga yang membutuhkan tempat tinggal baru.
“Sementara itu, opsi kedua adalah relokasi mandiri, di mana pemerintah akan membangunkan rumah bagi warga di tanah mereka sendiri, dengan dukungan fasilitas dan infrastruktur yang disiapkan oleh pemerintah,” ujarnya, Kamis 21 November 2024.