Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sambut Delegasi Parlemen OKI, Fadli Zon Tekankan Pentingnya Diplomasi Budaya

Rizqa Leony Putri , Jurnalis-Minggu, 11 Mei 2025 |16:38 WIB
Sambut Delegasi Parlemen OKI, Fadli Zon Tekankan Pentingnya Diplomasi Budaya
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menjamu para delegasi Konferensi ke-19 Parlemen Negara-Negara Islam (OKI). (Foto: dok Kemenbud)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menjamu para delegasi Konferensi ke-19 Parlemen Negara-Negara Islam (OKI) atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) dalam resepsi budaya di Museum Nasional Indonesia, Jakarta pada Minggu (11/5/2025).

Acara ini mengawali rangkaian konferensi PUIC di Jakarta yang akan berlangsung pada 12-15 Mei 2025, dengan DPR RI bertindak sebagai tuan rumah, sekaligus menampilkan wajah damai Islam di Indonesia melalui kekayaan seni dan warisan budayanya.

Dihadiri oleh Ketua DPR Puan Maharani, dan para Ketua dan Anggota Parlemen negara-negara OKI, serta para Duta Besar dan tamu kehormatan dari berbagai negara, Kementerian Kebudayaan menampilkan ragam kekayaan budaya Indonesia yang berakar pada sejarah panjang peradaban dan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.

“Saya sangat tersentuh melihat banyak wajah-wajah yang tak asing, rekan-rekan seperjuangan saya selama bertahun-tahun di parlemen dan dalam kerja sama antar parlemen, termasuk di PUIC,” ujar Fadli dalam sambutannya.

Sebagai mantan Wakil Ketua DPR RI (periode 2014-2019) dan Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen DPRI RI (2019-2024), Fadli dikenal aktif memperkuat diplomasi parlemen Indonesia, termasuk dalam mendorong nilai-nilai keadilan dan kemerdekaan Palestina di forum-forum internasional.

Lebih lanjut, Fadli menekankan pentingnya kebudayaan sebagai kekuatan lunak (soft power) untuk mendorong transformasi ekonomi, memperkuat institusi yang tangguh, dan membangun jembatan perdamaian.

“Budaya bukan sekadar warisan masa lalu, dia juga membentuk tata kelola masa depan yang adil. Nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan prinsip dasar dan pilar bagi institusi yang kuat,” katanya.

 

Penyair legendaris Indonesia, Taufiq Ismail, turut tampil membacakan puisi berjudul “Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu?”.  Anggota DPRD Jawa Barat, Ricky Kurniawan Lc, membacakan puisi itu dalam bahasa Arab.

Penampilan ini menjadi bagian dari ekspresi solidaritas budaya Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina, dan menggambarkan konsistensi Indonesia dalam menyuarakan keadilan melalui medium seni dan sastra.

Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan pesan tentang pentingnya kolaborasi antar parlemen negara-negara OKI untuk menciptakan masa depan dunia yang lebih adil dan damai.

“Parlemen memiliki peran strategis dalam menjaga perdamaian dunia, memperjuangkan keadilan, dan mendukung Palestina,” ucapnya.

Dia juga mengajak negara-negara anggota PUIC untuk memperkuat kerja sama lintas sektor sebagai bagian dari komitmen kolektif mewujudkan tatanan dunia yang berkeadaban.

Sementara itu, dalam pidatonya, Fadli juga menegaskan pentingnya kerja sama budaya lintas negara OKI untuk memperkuat narasi perdamaian dan keadilan.

 

“Sebagai anggota pendiri OKI sejak 1969, Indonesia tetap konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai solidaritas, kemanusiaan, dan kolaborasi budaya lintas bangsa,” tuturnya.

Dia juga menyerukan solidaritas penuh untuk kemerdekaan Palestina dan penghentian kekerasan di Gaza, seraya mengutip Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

Sebagai negara dengan 1.340 kelompok etnis dan 718 bahasa daerah, Indonesia dikenal sebagai negara mega-diversity yang kaya akan warisan budaya. Hingga akhir 2024, Indonesia telah mengakui lebih dari 2.200 warisan budaya takbenda di tingkat nasional, dengan 16 di antaranya telah masuk dalam daftar UNESCO, termasuk batik, angklung, pencak silat, hingga jamu dan reog ponorogo.

Dalam kesempatan tersebut, Fadli mengumumkan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah World Culture Forum 2025 di Bali pada Oktober 2025 mendatang dengan tema “Culture for the Future.” Forum ini akan menjadi wadah strategis untuk mendorong kolaborasi global dalam pemajuan kebudayaan, pelestarian warisan, serta penguatan ekonomi budaya berkelanjutan.

“Melalui World Culture Forum, kita ingin menghadirkan gelombang kebudayaan Indonesia, the Indonesian Wave, ke panggung dunia. Inilah saatnya kita menyatukan nilai-nilai kearifan lokal dengan inovasi global,” katanya.

Perhelatan malam itu ditutup dengan pertunjukan seni budaya Indonesia, yang menggambarkan wajah damai dan keberagaman nusantara. Di tengah arus tantangan global, Indonesia melalui diplomasi budaya, terus memperkuat posisinya sebagai bangsa yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

(Agustina Wulandari )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement