Selat Hormuz juga menjadi pendukung utama bagi pelabuhan-pelabuhan besar di wilayah Teluk Arab, seperti Pelabuhan Jebel Ali di Uni Emirat Arab dan Pelabuhan Khalifa di Abu Dhabi, yang menjadi simpul perdagangan strategis menghubungkan kawasan ini dengan pasar global di Asia, Eropa, dan Afrika.
Melihat betapa krusialnya peran Selat Hormuz dalam perdagangan energi dan logistik dunia, langkah Iran untuk menutup selat ini tentu akan menimbulkan konsekuensi sangat besar, baik secara ekonomi maupun politik. Berikut sejumlah dampak yang bisa terjadi:
1. Kenaikan Harga Minyak Secara Drastis
Menurut laporan Euro News, dampak paling awal dari penutupan Selat Hormuz adalah melonjaknya harga minyak dunia secara signifikan. Penutupan jalur utama ekspor minyak dari negara-negara penghasil utama di kawasan Teluk akan membuat pasokan global terganggu, sementara permintaan tetap tinggi.
Negara-negara industri besar seperti Tiongkok, Jepang, dan India yang sangat bergantung pada pasokan dari kawasan ini diperkirakan akan saling berebut sisa pasokan, mendorong harga ke level yang lebih tinggi.
2. Terganggunya Pasokan Energi ke Asia dan Eropa
Penutupan Selat Hormuz bisa menimbulkan krisis energi serius bagi negara-negara Asia dan Eropa. Negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan India sangat bergantung pada minyak dari kawasan Teluk.
Sementara itu, Eropa juga sangat tergantung pada pasokan LNG dari Qatar yang dikirim melalui selat ini. Jika jalur ini diblokir, negara-negara tersebut terpaksa mencari sumber energi alternatif yang lebih mahal dan lebih sulit diakses.