Namun, partai-partai oposisi enggan mendukung rencana penghematan sebesar 44 miliar euro dalam anggaran tahun depan, mengingat pemilihan pengganti Macron akan berlangsung pada 2027.
“Momen ini menandai berakhirnya penderitaan pemerintahan hantu,” kata pemimpin sayap kanan Marine Le Pen, yang mendorong pemilihan parlemen dadakan meski sejauh ini ditolak Macron.
“Macron sekarang berada di garis depan menghadapi rakyat. Dia juga harus pergi,” kata Jean-Luc Melenchon, pemimpin partai sayap kiri ekstrem France Unbowed, di X.
Presiden Prancis kini dapat menunjuk politisi dari kelompok penguasa minoritas sentrisnya sendiri atau dari kalangan konservatif sebagai perdana menteri berikutnya, namun itu berarti menggandakan strategi yang gagal menghasilkan aliansi stabil. Opsi lain adalah mencalonkan sosialis moderat atau memilih seorang teknokrat.
Tidak ada skenario yang kemungkinan besar memberikan mayoritas parlemen bagi pemerintahan berikutnya. Kebutuhan membentuk pemerintahan baru tidak terelakkan dan berpotensi melemahkan rencana pengurangan defisit, ujar Menteri Keuangan Eric Lombard sebelum pemungutan suara.
Pada akhirnya, Macron bisa memutuskan menggelar pemilihan umum cepat sebagai jalan keluar krisis, namun sejauh ini menolak seruan Partai Reli Nasional pimpinan Le Pen dan France Unbowed untuk kembali membubarkan parlemen.
(Rahman Asmardika)