Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lindungi Israel, AS Kembali Veto Resolusi DK PBB soal Gencatan Senjata Gaza

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 19 September 2025 |06:56 WIB
Lindungi Israel, AS Kembali Veto Resolusi DK PBB soal Gencatan Senjata Gaza
Ilustrasi.
A
A
A

PBB — Amerika Serikat (AS) pada Kamis (18/9/2025) memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen di Gaza, serta agar Israel mencabut semua pembatasan pengiriman bantuan ke wilayah Palestina tersebut.

Naskah yang disusun oleh 10 anggota terpilih dari 15 anggota dewan tersebut juga menuntut pembebasan segera, bermartabat, dan tanpa syarat semua sandera yang ditawan oleh Hamas dan kelompok lainnya.

Resolusi tersebut menerima 14 suara mendukung. Ini adalah keenam kalinya AS memberikan veto di Dewan Keamanan atas perang yang hampir dua tahun antara Israel dan militan Palestina, Hamas.

“Kelaparan telah dipastikan di Gaza — bukan diproyeksikan, bukan dideklarasikan, tetapi dikonfirmasi,” kata Duta Besar Denmark untuk PBB, Christina Markus Lassen, kepada Dewan Keamanan sebelum pemungutan suara, sebagaimana dilansir Reuters.

“Sementara itu, Israel telah memperluas operasi militernya di Kota Gaza, yang semakin memperparah penderitaan warga sipil. Akibatnya, situasi bencana ini — kegagalan kemanusiaan dan moral ini — memaksa kami untuk bertindak hari ini,” ujarnya.

Kota Gaza dan sekitarnya secara resmi mengalami kelaparan, dan kemungkinan akan menyebar, menurut sebuah lembaga pemantau kelaparan global bulan lalu.

 

Amerika Serikat secara tradisional melindungi sekutunya, Israel, di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun, dalam langkah yang jarang terjadi pekan lalu, Amerika Serikat mendukung pernyataan Dewan Keamanan yang mengecam serangan terbaru terhadap Qatar, meskipun teksnya tidak menyebutkan Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Langkah ini mencerminkan sikap Presiden AS Donald Trump terhadap serangan yang diperintahkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Namun, veto AS pada Kamis menunjukkan bahwa hanya seminggu kemudian Washington kembali dengan tegas memberikan perlindungan diplomatik kepada Israel.

“Hamas bertanggung jawab untuk memulai dan melanjutkan perang ini. Israel telah menerima usulan persyaratan yang akan mengakhiri perang, tetapi Hamas terus menolaknya. Perang ini dapat berakhir hari ini jika Hamas membebaskan para sandera dan meletakkan senjatanya,” kata diplomat AS Morgan Ortagus kepada dewan sebelum pemungutan suara.

Israel tidak senang dengan pernyataan Dewan Keamanan tentang serangan terhadap Qatar, kata Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, kepada wartawan pada Kamis, seraya menambahkan: “Namun, secara keseluruhan, tingkat kerja sama dengan AS sangat tinggi sehingga kami dapat menerima hal itu.”

 

Danon mengatakan bahwa setelah Netanyahu berpidato di pertemuan tahunan Majelis Umum PBB pekan depan, perdana menteri akan pergi ke Washington untuk bertemu dengan Trump pada 29 September. Netanyahu mengatakan awal bulan ini bahwa ia diundang oleh Trump untuk mengunjungi Gedung Putih.

Dewan Keamanan PBB juga akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi mengenai Gaza pada Selasa (16/9/2025), saat para pemimpin dunia berada di New York.

Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 memicu perang di Gaza. Hamas menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan sekitar 251 orang disandera, menurut penghitungan Israel. Lebih dari 64.000 orang — yang sebagian besar juga warga sipil — telah tewas sejak saat itu selama perang di Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement