Untuk meredam gerakan para pelajar, Residen Madiun yang tentunya juga simpatisan PKI, Abdul Muntalib, mengumpulkan sekitar enam ribu pelajar di Pendopo Kabupaten Madiun.
Namun para pelajar tak menanggapi ceramah sang residen dan justru membuat keriuhan dan kegaduhan yang tak bisa dikendalikan Muntalib sendiri. Para pelajar sudah tak mau mendengarkan lantaran sudah kadung marah akibat peristiwa terbunuhnya Moeljadi dan anggota TRIP lainnya.
Hari-hari berikutnya para pelajar kian gencar menantang pemerintahan Republik Soviet Indonesia. PKI/FDR meyakini gerakan para pelajar berporos pada TRIP, hingga sejumlah anggotanya kembali ditangkapi.