Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement
Permadi:

Perang Berisiko, Tapi TKI Juga Banyak Tak Digaji

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Minggu, 30 Agustus 2009 |12:54 WIB
Perang Berisiko, Tapi TKI Juga Banyak Tak Digaji
Keisengan di Facebook: Pengguna Facebook, Muhammad Amin, membuat Bendera merah putih ditambah bulan bintang tersenyum. Bendera itu, bisa jadi bendera RI-Malaysia bila kedua negara digabung, RI sejahtera, Malaysia kaya budaya.Tak perlu Ribut-ribut lagi.
A
A
A

JAKARTA - Meski telah mengirimkan nota protes terhadap Malaysia terkait penggunaan tari pendet dalam iklan pariwisata negeri jiran itu, pemerintah dianggap tidak berbuat apa-apa menyikapi sejumlah klaim Malaysia atas kebudayaan Indonesia.

"Pemerintah tidak berbuat apa-apa, putuskan hubungan diplomatik, kalau berani perang. Pimpinannya memble tidak berani ambil tindakan kebijakannya ditulari oleh IMF yang neolib," sembur anggota Dewan Penasihat Partai Gerindra, Permadi di sela-sela aksi mengecam Malaysia di posko Bendera Jalan Diponegoro Jakarta, Minggu (30/8/2009).

Aksi ini, kata Permadi hanya sebagian kecil saja kecaman terhadap Malaysia. Permadi mengklaim banyak menerima SMS di antaranya datang dari sejumlah veteran yang menyatakan bersedia menjadi sukarelawan.

"Saya terima SMS banyak veteran bersedia mati dan baret merah yang disersi yang sudah siap mati mempertahankan. Perang itu berisiko, tapi TKI kita banyak yang tidak digaji dan tidak dibayar di sana," paparnya.

Permadi juga menyayangkan sikap pemerintah yang dianggap tidak responsif menyikapi penghinaan terhadap lagu Indonesia Raya. "Bayangkan saja tidak ada pejabat pemerintah yang berbicara," pungkas Permadi.

(Fitra Iskandar)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement