Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Takut Gas Meledak, Warga Beralih Gunakan Kayu Bakar

Subairi (Koran Sindo) , Jurnalis-Sabtu, 10 Juli 2010 |05:06 WIB
Takut Gas Meledak, Warga Beralih Gunakan Kayu Bakar
Ilustrasi (Foto: Koran SI)
A
A
A

BANGKALAN - Program konversi minyak tanah (mitan) ke elpiji di Kabupaten Bangkalan mulai mendapat ganjalan. Hampir seluruh warga yang berstatus penerima, merasa was-was kerena dinilai rawan meledak.

Kini, warga lebih memilih memasak menggunakan bahan bakar kayu yang dianggap lebih aman. Untuk beralih ke mitan, warga masih berpikir ulang karena harga bahan bakar non subsidi yang beredar di pasaran melambung tinggi, mencapai Rp7 ribu per liter.

Hasyim, salah satu penerima gas bersubsidi asal Kecamatan Socah, menyatakan dirinya takut untuk memakai gas elpiji, karena banyak yang kasus meledak di berbagai daerah. Apalagi, perangkat yang diberikan secara gratis, seperti selang regulator dan kompor juga kurang layak.

“Sebelum ada kejadian dan jatuh korban, lebih baik kami tidak memakai elpiji yang berbahaya,” ujar Hasyim, Jumat (9/7/2010).

Hasyim menilai, tabung elpiji yang berbentuk buah melon tersebut tidak hanya dipermasalahkan olehnya, tetapi juga oleh warga yang lain.

Hasyim mengaku kini menggunaka mitan untuk memasak. Namun bila stok habis, dia memasak dengan kayu bakar.

“Ya seperti kembali pada zaman dulu, yang penting selamat dan aman.

Dari pada pakai elpiji akan bawa bencana,” ucapnya.

Sementara itu dihubungi terpisah, kepala bagian perekonomian Pemkab Bangkalan, Sugiono, menyatakan sejauh ini pihaknya mengaku belum menerima kabar mengenai keberatan warga terkait program konversi elpiji.

“Kalau memang ada kabar seperti itu (takut), sama sekali tidak benar.

Kami sudah melakukan sosialisasi, sehingga tidak perlu khawatir,” kata Sugiono.

(Anton Suhartono)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement