MAGELANG - Arus lalu lintas di jalur Magelang-Yogyakarta harus ditutup lima jam setelah banjir lahar dingin Sungai Putih meluap ke jalan raya. Banjir lahar juga menyebabkan empat rumah di Dusun/Desa Sirahan, Kecamatan Salam, terendam material lahar.
Pantauan di lapangan, Jalan Magelang-Yogyakarta tertimbun pasir dan batu setebal 50 centimeter dengan panjang 100 meter. Hal itu terjadi karena limpasan air lahar mencapai satu meter. Banjir lahar melimpas ke jalan karena alur Sungai Putih tidak mampu menampung material vulkanik.
Satlantas Polres Magelang menutup total lalu lintas untuk menghindari kemungkinan buruk. Kendaraan dari arah Magelang dihentikan di Muntilan dan diarahkan menuju Sungai Bawang, Kabupaten Kulonprogo. Demikian juga kendaraan dari arah Yogyakarta dihentikan di pertigaan Semen dan diarahkan ke arah Kali Bawang.
Jalan arah menuju Sungai Bawang, Kulonprogo itu adalah satu-satu jalan yang bisa diakses untuk keluar masuk kendaraan dari Magelang ke Yogyakarta dan sebaliknya. Selain itu praktis tidak ada jalan yang bisa dilewati. Akibatnya ribuan kendaraan terjebak kemacetan sepanjang sekitar delapan kilometer.
Puluhan kendaraan yang mencoba menggunakan jalan alternatif Japuan-Blongkeng-Sirahan-Ngluwar, juga terjebak macet karena jembatan di jalan itu ditutup warga yang menilai berbahaya ambruk jika dilalui banyak kendaraan.
Setelah setengah jam, banjir lahar mulai surut dan polisi pun membuka jalan yang ditutup tapi hanya motor yang boleh lewat. Setelah itu banjir lahar datang lagi dengan volume yang jauh lebih besar. Jalan akhirnya bisa dilewati untuk semua kendaraan dan kemacetan berangsur terurai setelah banjir benar-benar surut dan pasir di jalan selesai dibersihkan dengan alat berat. Arus lalu lintas Magelang-Yogyakarta kembali normal sekira pukul 18.00 WIB.
Menurut warga Desa Gulon, Kecamatan Salam, saksi mata banjir lahar, Teguh Jumena, banjir mulai datang pada jam 11.00 WIB. Saat itu suara gemuruh dari arah hulu terdengar dan tidak lama kemudian banjir lahar dingin terjadi di Sungai Putih.
''Banjir lahar luar biasa besar membawa air campuran pasir dan batu serta pohon-pohon cukup banyak. Banjir ini sepengetahuan saya paling besar dari pada banjir-banjir sebelumnya,'' ujarnya.
Staf Seksi Jembatan Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Energi Sumber Daya Mineral, Kabupaten Magelang, Pramono mengatakan, jembatan Sungai Putih di Desa Gulon, Salam yang diterjang lahar setelah dilakukan pemeriksaan masih aman sehingga kendaraan masih dibolehkan lewat. ''Jembatan tidak mengalami kerusakan meski lahar sempat melewati atas jembatan dan meninggalkan timbunan pasir dan lumpur setengah meter di jalan raya,'' jelasnya.
Sementara itu, empat rumah warga di Dusun/Desa Sirahan, Salam terendam air lahar setinggi 60 centimeter dan meninggalkan timbunan pasir dan batu di dalam rumah. Rumah tersebut berada di bibir sungai sehingga lahar mudah masuk karena pendangkalan sudah terjadi di sungai setinggi tiga meter.
''Rumah itu adalah milik Purwanto, Nursidi, Ali Karyo, dan Cip Marsudi. Selain itu, 16 warga Sirahan dan 350 warga Dusun Gempol, Desa Jumoyo, terpaksa harus mengungsi ke rumah kosong dan Balai Desa Jumoyo dan Gedung PHRI,'' kata Kepala Desa Jumoyo, Sungkono.
(Muhammad Saifullah )