JAKARTA - Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memilih Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menimbulkan tanda tanya.
Bagi LSM Lingkar Madani Indonesia (LIMA), keputusan SBY menunjuk iparnya menggantikan George Toisutta semakin menunjukkan tidak konsistennya SBY.
"Dalam bulan ini, dan beberapa waktu sebelumnya, SBY seringkali menyiratkan bahwa dirinya akan menjauhi politik KKN," kata Koordinator LIMA, Ray Rangkuti dalam pesan singkatnya kepada okezone, Rabu (28/6/2011) malam.
Seperti diketahui, SBY beberapa kali meyakinkan jika dirinya dan istrinya, Ani Yudhoyono tak akan mencalonkan diri sebagai Presiden pada Pemilihan Umum 2014. Dia juga mengimbau agar politik sebaiknya bebas dari hubungan kekerabatan.
"Ucapan dan pidato-pidato manis itu memang ujungnya hanya untuk menaikan pamornya dan secara selintas hendak menunjukan citra dirinya sebagai presiden yg santun, aspiratif dan anti KKN, serta sangat taat pada hukum," ujar pria yang kerap mengenakan kopiah ini.
Berdasarkan pengalaman ini, Ray melanjutkan publik tidak perlu terlalu mempercayai ucapan SBY mengenai tidak majunya kerabat SBY dalam Pemilu 2014. Alasannya, Pramono diduga memang disiapkan untuk pencalonan Presiden mendatang.
"Setidaknya kalaupun bukan dirinya atau istrinya, iparnya memiliki peluang itu. Tegasnya mari memeriksa kepercayaan kita terhadap SBY," pungkasnya.
(Ferdinan)