JAKARTA- Tim Advokasi Brawijaya IV yang diketuai oleh Mahendradatta menjelaskan secara rinci kejadian penusukan tersebut berdasarkan keterangan dari teman-teman Raafi yang saat itu berada di lokasi kejadian di Shy Rooftop, Kemang, Jakarta Selatan.
"Dari keterangan yang diperoleh pihak kami tidak ada yang melihat dan mengalami ada seorang perempuan yang terjatuh saat itu, Yang terjatuh ada, tapi yang didorong tidak ada," ucap Mahendradatta di kantornya di Jakarta Selatan, Rabu (23/11/2011).
Mahendradatta menduga, keterangan adanya perempuan yang didorong saat kejadian itu merupakan kutipan dari berkas pemeriksaan sebagian saksi dan bukan termasuk saksi korban karena mereka belum diperiksa.
"Karena keluarnya informasi tersebut, saksi korban belum lengkap diperiksa jadi informasi itu masih sangat prematur. Kalau dikaitkan dengan pernyataan Kapolres, bahwa saksi saling melindungi dengan ini sangat jelas kalau saksi ini sudah berpihak pada orang atau versi tertentu," tambahnya.
Sementara itu, terkait dengan pelemparan puntung rokok, kata Mahendradatta setelah dikonfirmasikan menurut versi mereka, tidak pernah terjadi adanya pelemparan puntung rokok.
"Yang mendiskreditkan hak korban ada tantangan dari alm. Raafi. Tidak masuk logika kami, ada seseorang yang melihat perlakuan Raafi tetapi tidak melihat penusukan terhadap Raafi, artinya fokus orang tersebut hanyalah fokus untuk kepentingannya dia," tandasnya.
Berikut adalah Kronologi kejadian yang didapat pihak Tim Advokasi Brawijaya IV dari saksi korban.
Tanggal 4 November 2011
Siswa PL tiba di Shy Rooftop sekitar pukul 23.00 WIB
Tanggal 5 November 2011
Pukul 01.30, beberapa siswa PL beranjak ke dance Floor dan disusul dengan teman-teman lainnya.
Pada saat siswa PL dan kelompok lainnya berada di Dance Floor, ada seseorang yang mengenakan baju putih, berkerah dan badan cukup besar mendatangi kelompok siswa PL dan menabrakan badannya beberapa kali ke rombongan siswa PL. Rombongan siswa PL tidak ada yang merasa menyenggol seseorang wanita sebanyak dua kali.
Sesaat kemudian, seorang siswa PL (A) ditarik kerahnya oleh seseorang yang mengenakan baju putih dan salah seorang teman A menarik A kebnelakang untuk menghindari keributan. Pada saat yang bersamaan, siswa PL yang lain (B) dipukul oleh seseorang yang mengenakan baju putih dan seorang lagi yang lain dan kemudian dilerai oleh dua petugas keamanan Shy Rooftop.
Tidak lama kemudian, setelah dilerai oleh pihak keamanan, terjadi pelemparan rokok dan seseorang yang mengenakan baju putih mendatangi lagi kearag salah satu siswa PL (C) dan memukul C sebanyak tiga kali. Posisi almarhum Raafi tepat berada disebelah kanan C dan sedang berkelahi dengan seseorang. Dan C terjatuh tepat di depan meja DJ. Pada saat C berdiri dan keluar dari kerumunan, C baru menyadari dia sudah mengalami luka tusuk pada lengan kenan dan baju sebelah kanan sobek.
Pada saat yang sama, Raafi menghampiri seorang siswa PL (D) dan sempat menyenderkan badan ke D dengan perut berdarah dan tidak lama kemudikan Raafi jatuh ke lantai. Bersamaan dengan itu, ada sepasang pria dan wanita yang melewati D yang sedang berusaha untuk mengangkat Raafi.
Melihat Raafi terluka, D dan siswa PL lainnya menganggap Raafi untuk membawa ke Rumah sakit. Tidak ada pihak keamanan ataupun waiters atau karyawan lainnya dari Shy Rooftop yang membantu membawa Raafi keluar, sedangkan Raafi dibawa oleh teman-temannya ke Rumah sakit.
Beberapa siswa PL sempat naik lagi ke Shy Rooftop dengan maksud untuk mencari pelaku penusukan, namun alangkah terkejutnya mereka melihat bawa manajemen Shy Rooftop sudah mulai melaksanakan pembersihan lantai dari darah yang berceceran di lantai dan salah satu keamanan ditanyakan oleh seorang siswa PL mengenai kejadian ini, Menreka menyatakan silahkan ditanyakan ke kepala Keamanan.
Raafi diperkirakan meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit.
(Stefanus Yugo Hindarto)