KARANGANYAR - Kreativitas siswa SMK terus bermunculan. Setelah mobil Esemka buatan anak SMKN 2 Surakarta, kini giliran para siswa SMKN 2 Karanganyar, Jawa Tengah, merakit sepeda motor mini bertenaga listrik.
Hasilnya cukup mengagumkan, selain tidak memerlukan bahan bakar, sepeda motor mini ini ramah lingkungan karena tak menghasilkan emisi. Sepintas sepeda motor ini tak jauh berbeda dengan sepeda angin biasa, terdapat lampu khas sepeda, pedal kayuh, serta sadel dan boncengan.
Jika tak ingin capai, pengguna tak perlu mengayuh, dengan menarik tuas gas, sepeda akan meluncur mulus.
Sepeda motor ini diproduksi para siswa dibantu guru pembimbing selama empat bulan.
Listrik dihasilkan dari tiga buah aki yang masing-masing berdaya 12 watt. Motor penggerak menggunakan kumparan yang ditanamkan pada velg roda belakang. Sedangkan untuk mengisi ulang daya listrik, cukup menghubungkan charger yang berada di bawah sadel dengan sumber listrik terdekat.
Lama waktu pengisian minimal satu jam, namun semakin lama akan semakin baik. Dengan mengisi daya selama kurang lebih enam jam sepeda akan mampu berjalan sejauh 25 kilometer dengan kecepatan maksimal 25 kilometer per jam.
Salah seorang siswa, Riyanto, mengaku nyaris tidak menemukan kendala berarti selama merakit sepeda ini. Bahan bodi diambil dari sepeda bekas yang direkondisi.
Namun Riyanto dan kawan-kawannya sempat mengalami kesulitan saat membuat potensio, alat yang berfungsi untuk mengatur kecepatan pada saat sepeda melaju.
“Kesulitannya pada saat membuat kontrol modul, namun masalah terpecahkan saat kami berhasil membuat rangkaian yang kami tanamkan di potensio. Jadi sepeda ini tidak hanya sekadar jalan dan berhenti, tapi bisa diatur kecepatannya,” jelas Riyanto.
Apabila lulus uji, sepeda ini akan diproduksi secara massal. “Rencananya kami akan bekerja sama dengan pihak-pihak yang nantinya akan membantu riset serta suplai bahan baku,” ujar Harnanto Pubrinantoro, guru pembimbing yang mengawasi proses produksi.
Jika jadi diproduksi massal dan dijual, sepeda ini akan dihargai sebesar Rp3,5 juta hingga Rp4 juta per unit.
(Anton Suhartono)