JAKARTA - Konflik yang kerap terjadi di Indonesia tercipta lantaran karakteristik bangsa Indonesia yang menyukai kekerasan. Hal itu dikatakan Pengamat Politik Hermawan Sulistyo dalam diskusi SindoRadio, di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (1/9/2012).
"Siapa bilang kita bangsa yang ramah tamah? Bangsa ini suka kekerasan, kesengsaraan," katanya.
Dia mengatakan sikap kekerasan menjadi suatu daya tarik tersendiri di Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari korban dan hasil kekerasan lebih sering menjadi tontonan masyarakat.
"Coba saja, misalnya ada orang yang sengsara, ada yang kecelakaan, pasti kita banyak yang nonton," kata dia.
Lebih lanjut Hermawan mengatakan yang memicu masyarakat suka terhadap kekerasan adalah karena peran dari media. Media kerap memberikan gambaran soal kekerasan yang terjadi.
"Media juga terlibat, gambar soal kekerasan begitu jelas, misalnya di televisi, gambar dengan kepala luka itu boleh, cuma diburem-buremin saja. Kalau di Jepang itu enggak boleh," jelasnya.
Bahkan, Hermawan berkelakar soal kekerasan yang mendarah daging di Indonesia ternyata dijadikan simbol pada lambang-lambang lembaga negara. Menurutnya, lambang-lambang lembaga yang ada di daerah di Indonesia, semuanya menggunakan lambang dengan alat-alat kekerasan.
"Lalu lambang-lambang lembaga daerah yang ada kan ada yang tombak, ada yang parang," katanya sembari tertawa.
(Susi Fatimah)