JAKARTA - Selain menyerahkan sejumlah Alquran, beberapa anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga memberikan saran kepada KPK terkait dengan desain baju tahanan yang selama ini dikenakan oleh para terpidana kasus korupsi yang ditangani oleh KPK.
"Kita diskusi mengenai pakaian tahanan. Beliau (PKS) ada desain-desain yang mencerminkan dia adalah seorang tahanan," kata Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (10/12/2012).
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nurwahid membeberkan beberapa hal yang dijadikan alasan Fraksi PKS memberikan saran kepada KPK terkait desain baju tahanan.
Menurut Hidayat, tidak seharusnya tahanan KPK mengenakan baju berwarna putih. Sebab warna putih identik dengan suci. Jadi sangat janggal apabila seorang tahanan koruptor identik dengan warna putih dalam berpenampilan.
"Putih itu dalam konteks Indonesia warna dalam simbol tertentu, suci, kebersihan. Aneh kalau KPK memberi warna putih pada tahanan KPK. Kalau baju itu untuk efek jera, justru bukan baju yang membuat seolah-olah dia bersih," kata Hidayat.
Hidayat berpendapat, sebagai pelaku kejahatan, para tahanan koruptor tersebut harus mengenakan busana dengan warna hitam.
"Mestinya bajunya ya hitam. Sebagaimana yang disepakati kalau dunia gelap ini dunia hitam. Kalaupun harus ada putihnya ya cukup kerahnya saja yang putih. Kami mendukung agar KPK melakukan beragam cara untuk penjeraan korupsi," tegasnya.
Meskipun demikian, Hidayat menyerahkan sepenuhnya kewenangan untuk menentukan pakaian seperti apa yang layak dikenakan oleh tahanan korupsi kepada KPK. Fraksi PKS, sambungnya, hanya memberikan beberapa masukan saja.
"Kami memberikan contoh-contoh berwarna hitam. Cukup rompi saja tidak perlu berlengan panjang karena kalau lengan panjang akan memboroskan anggaran. Tapi biarlah KPK nanti yang menentukan," tutup Hidayat.
(Rizka Diputra)