Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Kelompok Teroris Poso

Mustholih , Jurnalis-Rabu, 26 Desember 2012 |06:05 WIB
Mengenal Kelompok Teroris Poso
Ilustrasi (Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pengamat terorisme Al Chaidar, menuding aksi teror yang ada di Poso, Sulawesi Tengah dilakukan oleh kelompok Komando Mujahidin Indonesia Timur (KMIT). Dia menyatakan kelompok ini dipimpin oleh Santoso dan punya derah operasi tersebar dari Poso hingga Papua.

"Pada 2011 mereka sudah sampai di Papua," kata Al-Chaidar saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Selasa (25/12/2012) malam.

Selain Poso, menurut Chaidar, operasi Komando Mujahidin ini tersebar, antara lain, di Makassar, Palu, Manado, Ambon, Maluku, dan Papua sendiri. Kelompok ini dikenal punya daya tempur yang bagus. "Setengah dari anggota punya senjata tapi semuanya siap tempur," terangnya.

Lebih lanjut Chaidar mengatakan, KMIT merupakan gabungan dari dua kelompok Misbah yang dipimpin Abu Hanifah (terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Polri) dan kelompok Umar Bin Khattab dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dia memperkirakan jumlah anggota yang bergabung mencapai 271. "Sampai pertengahan 2012 jumlah mereka 271. Tapi, sekarang saya tidak tahu," ungkap Chaidar.

Dia menambahkan, pimpinan KMIT, Santoso, memiliki kemampuan membuat bom dengan daya ledak tinggi (high explossive). Dalam aksinya, Santoso mengambil target pasar, gereja, sekolah, dan pusat-pusat pemerintahan.

"Santoso itu salah satu murid dari Dr Azahari dan dekat dengan Noordin Muhammad Top (dua teroris asal Malaysia). Dia juga pernah membom rumah calon yang maju di Pilkada," ungkap Chaidar.

Selain itu, kata Chaidar, Santoso punya kemahiran berperang yang didapat langsung dari Kepulauan Mindanao, Filipina. Dia disebut-sebut pernah terlibat aktif dalam kerusuhan di Maluku, Poso, dan sejumlah pengeboman di Makassar.

Menurut Al Chaidar, kelompok ini berekspansi ke Papua sebagai tempat efektif melarikan diri. Papua dipilih kelompok ini karena dianggap kondusif dan memudahkan mereka bersembunyi jikalau sewaktu-waktu dikejar.

"Di sana ada konflik bersenjata antara Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan Pemerintah. Situasi konflik ini dianggap kondusif oleh mereka," tutup Chaidar.

(Rizka Diputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement